Dampak Pemanasan Global (Global Warming)

Oleh :
Bunga Apriani Sinaga
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Medan dan Bergiat di Pers Mahasiswa Kreatif Unimed

Belakangan ini, dunia tengah menghadapi situasi pemanasan global. Adanya pemanasan global tentu saja mengganggu kehidupan manusia di bumi, karena memiliki dampak yang membahayakan. Bumi akan mengalami kerusakan apabila pemanasan global tetap terjadi dan tidak ditanggulangi. Sekjen PBB Antonio Guterres setelah diterbitkannya hasil laporan kelompok kerja ilmuwan IPCC pada tanggal 9 Agustus 2021 memberikan peringatan “kode merah bagi umat manusia.” Peringatan ini bukan hanya ditujukan untuk beberapa negara saja, melainkan untuk seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Pemanasan global (global warming, disebut juga darurat iklim) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu di atas darat meningkat dua kali lebih cepat dari suhu rata-rata dunia. Efek pemanasan global mengancam kehidupan manusia dari sisi ketahanan pangan dan kelangkaan air. Banjir, penyakit, konflik dan kerugian ekonomi menaik. Penggurunan merebak, dengan kebakaran liar dan gelombang panas menjadi lebih kerap. Peningkatan suhu di Arktika berkontribusi kepada penyusutan gletser dan juga pencairan tanah beku abadi. Degradasi lingkungan, ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati berterusan dalam proses umpan balik dengan bahaya iklim. Bahkan dengan usaha mengurangkan peningkatan suhu, beberapa efek akan tetap berlanjut berabad-abad ke masa depan. Ini termasuk kenaikan permukaan laut dan peningkatan keasaman air laut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terbesar terhadap kesehatan global pada abad ke-21. Pemanasan global merupakan suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan tersebut menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon dioksida (CO2) melalui proses yang disebut efek rumah kaca. Istilah Efek rumah kaca (greenhouse effect) merupakan istilah yang cukup erat kaitannya dengan pemanasan global. Disebut dengan efek rumah kaca, karena adanya peningkatan suhu bumi akibat suhu panas yang terjebak di dalam atmosfer bumi. Prosesnya mirip seperti rumah kaca yang berfungsi untuk menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya. Peningkatan suhu dalam rumah kaca terjadi karena adanya pantulan sinar matahari oleh benda-benda yang ada di dalam rumah kaca yang terhalang oleh dinding kaca, sehingga udara panas tidak dapat keluar (greenhouse effect).

Terjadinya pemanasan global (global warming) dapat disebabkan oleh alam dan juga oleh kegiatan atau aktivitas manusia. Namun, dibandingkan dengan penyebab dari alam, kegiatan atau aktivitas manusialah yang memiliki potensi yang lebih besar mengakibatkan terjadinya pemanasan global (global warming). Penyebab dari alam ialah terjadinya gunung meletus. Secara natural fenomena letusan gunung berapi merupakan penyebab terjadinya pemanasan global. Ketika terjadi letusan banyak sekali zat-zat yang dikeluarkan seperti CO2 dan NO. Namun, karena terjadi secara natural sebenarnya akibat letusan gunung ini tidak terlalu berdampak pada pemanasan global.

Aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global ialah meningkatnya gas rumah kaca yang terjadi akibat adanya pembakaran minyak bumi, seperti bahan bakar batu bara serta pembakaran gas alam. Hal tersebut menyebabkan adanya pemanasan yang terpantul tidak diteruskan ke luar angkasa, tetapi kembali lagi ke bumi, dan gas yang paling berpengaruh adalah karbon dioksida (CO2). Polusi udara karena bahan bakar mesin kendaraan bermotor, seperti mobil, sepeda motor, dan kendaraan lainnya menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang tidak bisa diteruskan keluar angkasa sehingga panas akan mengendap di bumi, sehingga mengakibatkan bumi semakin panas.

Efek rumah kaca ini menjadikan panas yang berada di bumi tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa, tetapi terperangkap di atmosfer. Sebenarnya efek rumah kaca ini bisa bermanfaat untuk kehidupan manusia. Namun jika berlebihan, maka akan menjadikan efek terhadap iklim dan cuaca yang ada di bumi. Di atas permukaan bumi, efek rumah kaca bisa terjadi karena sebanyak 25% energi matahari yang masuk ke bumi dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap awan, 45% diabsorpsi permukaan bumi, dan 5% lainnya dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.

Energi matahari yang telah diabsorpsi akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan juga permukaan bumi. Namun, energi yang dipantulkan tersebut bisa terhalang oleh karbon dioksida (CO2) dan gas lainnya yang terdapat di atmosfer bumi. Banyaknya CO2 di udara menjadi salah satu faktor terjadinya pemanasan global. Sebenarnya zat CO2 dibutuhkan dan akan diserap oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Akan tetapi, karena semakin menipisnya hutan dan lahan hijau membuat kadar CO2 di atmosfer tidak terkendali.

Selain itu, penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) secara berlebihan juga memiliki pengaruh terhadap terjadinya pemanasan global. CFC adalah suatu bahan kimia yang diproduksi untuk berbagai kebutuhan peralatan rumah tangga seperti AC atau pendingin ruangan dan kulkas. Sekitar tahun 1970 zat-zat kimia seperti (CFC) dan hydrochlorofluorocarbon (HCFC) sudah menyebabkan adanya penipisan lapisan ozon. Zat kimia perusak lapisan ozon ini sangat stabil, sehingga bisa mencapai stratosfer secara utuh. Ketika zat tersebut berada di stratosfer, kemudian zat kimia ini diubah oleh radiasi ultraviolet sinar matahari dan mengeluarkan atom-atom klorin perusak ozon. Setelah lapisan ozon menipis, banyaknya bahaya ultraviolet yang mencapai bumi bertambah antara lain menyebabkan perubahan ekosistem, kanker kulit, dan katarak.

Tak hanya itu, perusakan hutan juga menyebabkan pemanasan global, karena hutan memiliki fungsi menyerap gas karbon dioksida, dan hutan merupakan penghasil oksigen. Semakin banyak terjadinya penebangan liar atau penggundulan hutan maka jumlah karbondioksida akan makin banyak,berkumpul di atmosfer sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Polusi Metana (CH4) karena peternakan, pertanian, dan perkebunan. Gas metana (CH4) yang mempunyai kadar tinggi dapat mengurangi kadar oksigen pada atmosfer bumi sampai sekitar 19,5%.

Pada kadar yang lebih tinggi apabila gas metana bercampur dengan udara, dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan. Sektor pertanian adalah salah satu penyumbang gas metana (CH4), yaitu berasal dari pakan ternak yang umumnya mengandung gas metana (CH4). Gas metana (CH4) berasal dari bakteri yang kekurangan oksigen untuk memecah bahan-bahan organik. Gas metana (CH4) mempunyai dampak terhadap pemanasan global lebih besar dibanding gas karobondioksida (CO2) dan banyak penyebab lain seperti polusi udara yang disebabkan industri, sampah plastik dan penggunaan listrik secara berlebihan (boros dan tidak teratur).

Dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan global (global warming) adalah peningkatan suhu di permukaan bumi. Suhu bumi yang meningkat dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan ekosistem lainnya karena terjadi perubahan iklim dunia. Salah satu contoh dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global adalah mencairnya glasier dan es di kutub. Hal ini dapat mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan membuat sebagian daerah terendam air laut. Contoh dampak buruk lainnya tentang pemanasan global adalah terjadinya curah hujan yang tinggi, kegagalan panen, hilangnya terumbu karang, kepunahan berbagai spesies, hingga penipisan lapisan ozon pada atmosfer bumi.

Efek lain dengan terjadinya pemanasan global adalah ketidakstabilan iklim misalnya energi panas dan uap air yang banyak di atmosfer, curah hujan yang jauh lebih tinggi, angin topan yang lebih besar, pergeseran musim hujan dan musim kemarau, anomali perubahan cuaca yang sulit diprediksi dan ekstrem. Ketidakstabilan iklim tersebut dapat menyebabkan badai dan gelombang menjadi tinggi, sehingga dapat mengganggu aktivitas nelayan. Peningkatan permukaan air laut membuat frekuensi banjir di kota-kota yang dekat dengan pantai semakin meningkat.

Selain itu pemanasan global juga menyebabkan terganggunya hasil pertanian karena adanya cuaca sangat ekstrem sehingga pada musim kemarau di negara tropis dapat menyebabkan kekeringan yang begitu parah dan kekeringan tersebut dapat menyebabkan sebagian besar lahan pertanian menjadi kering. Pemanasan global mengakibatkan cuaca yang sangat ekstrim, yang membuat virus dan bakteri makin kuat dan cepat berkembang biak, dan dapat menyebabkan jenis penyakit baru.

Antisipasi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pemanasan global (global warming) salah satuny adalah mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca. Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan reboisasi yang dapat mengantisipasi global warming. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya.

Tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan seluruh dunia. Di berbagai tempat, tanaman tumbuh menjadi sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca. Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas buangan yang baik. Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang dan haruslah memperhatikan lingkungan sekitar.

Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan laju karbon dioksida yang berlebih di udara. Termasuk penanaman pohon-pohon disepanjang jalan raya yang dapat menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan raya. Selebihnya ialah manusia lebih menyadari untuk mengurangi aktivitas yang meyebabkan pemanasan global (global warming), seperti pengurangan pemakaian barang-barang yang menghasilkan CFC, gas metana, menggunakan listrik seperlunya (tidak boros), dan mengolah sampah plastik dengan baik.

———- *** ———–

Tags: