Dampak Pengerukan Sungai, Sejumlah Plengsengan Jebol

Proyek pengerukan Sungai Sadar yang berimbas pada kondisi kritisnya plengsengan. [kariyadi]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Kondisi sejumlah titik plengsengan Sungai Sadar yang melintas di Kota Mojokerto kondisi kritis dan jebol di sejumlah titik. Padahal, tembok beton itu menjadi satu-satunya penahan banjir bagi kawasan warga di Lingkungan Tropodo dan Kuti, Kel Meri, Kec Kranggan.
Rusaknya beton penahan tanggul itu diduga efek dari proyek normalisasi sungai yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas sejak dua pekan terakhir. Pengerukan sedimentasi setinggi kurang lebih dua meter yang menutupi plengsengan membuat buruknya kondisi plengsengan jadi terbuka.
Sebelumnya diberitakan pekerjaan pengerukan senilai Rp350 miliar ini telah membuat ambrol plengsengan di daerah itu. Ambrolnya plengsengan itu mencapai sekitar 20 meter lebih. ”Bisa njenengan lihat sendiri, plengsengannya sudah tua mas. Jadi banyak yang rusak,” ungkap Ibnu seorang pekerja pengerukan, Selasa (17/4) kemarin.
Ia mengaku serba salah dengan kondisi ini. ””Kalau dikeruk lebih dalam lagi, maka plengsengannya bisa ambrol,” katanya.
Kerusakan ini membuat warga setempat cemas. ”Banyak yang rusak, kami berharap plengsengan yang rusak segera dibenahi agar tidak banjir,” harap Ulil Prasetya tokoh warga setempat.
Menurut Ulil, terakhir plengsengan itu dibangun sekitar tahun 2004 silam. Karena menjadi langganan banjir, Pemkot setempat membuat tebeng air. ”Jamannya Pak Gani (Wali Kota Abdul Gani, red) dulu dibangun sehingga Meri terutama daerah perumahan tidak pernah lagi banjir,” ungkapnya.
Ditemui sebelumnya, fasilitator Proyek BBWS, Harlistyati mengatakan, pihaknya akan menjadi penengah terkait dampak proyek itu. ”Kita fasilitasi agar tak ada yang dirugikan terkait pelaksanaan pengerukan Sungai Sadar,” katanya.
Ia juga berharap pihai BBWS akan memperbaiki plengsengan yang ambrol diduga akibat pengerukan. ”Pihak BBWS tetap kita minta untuk membenahi kerusakan tanggul itu,” pungkasnya. [kar]

Tags: