Dampak Penyebaran Covid-19, Stok Darah PMI Kota Malang Menipis

Kota Malang, Bhirawa
Penyebaran Covid-19, di sejumlah daerah termasuk di Kota Malang, membuat kegiatan donor darah melalui mobil unit dibatalkan.
Masyarakat yang biasa mendonorkan darah juga berkurang. Akibatnya, stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang makin berkurang.
Kepala Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Kota Malang, dr. Hj. Enny Sekar Rengganingati, ditemui dikantornya, Kamis 19/3 kemarin mengungkapkan, 40 persen pasokan darah yang diterima PMI Kota Malang berasal dari mobil unit.
“Dengan dibatalkannya kegiatan pengumpulan darah melalui mobil unit, maka selama dua minggu ini kita kehilangan pasokan sebanyak 40 persen,” ujar Enny Sekar.
Sementara untuk warga yang datang langsung mendonorkan darahnya ke UTD PMI Jalan Buring Kota Malang juga mengalami penurunan.
Saat ini, stok darah yang paling minim untuk golongan darah A. “Biasanya sehari ada sekitar 100 orang yang datang, yang memenuhi syarat untuk donor hanya sekitar 75 persen. Beberapa hari terakhir jumlah pendonor turun sekitar 25 persen,” ungkapnya.
Padahal kata dia, idealnya PMI Kota Malang harus mendapatkan pasokan 210 kantong darah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pasalnya, masih banyak warga yang membutuhkan darah untuk kebutuhan cuci darah, pasca melahirkan, pasien kanker dan penyakit-penyakit lainnya.
“Setiap harinya rumah sakit di Malang Raya membutuhkan pasokan 130 kantong darah dari PMI Kota Malang,” kata Enny.
Apalagi kata dia, PMI Kota Malang selalu menjadi tujuan utama, bagi orang-orang yang berobat di Rumah Sakit Saiful Anwar RSSA.
“RSSA merupakan rumah sakit terbesar di Malang, dan menjadi rujukan bagi beberapa rumah sakit lainnya di sekitar Malang, makanya pasien yang membutuhkan darah, pertama yang dituju selalu ke PMI Kota Malang,”imbuhnya
Karena itu, persedian darah diupayakan harus selalu ada, agar saat ada pasien yang membutuhkan bisa terlayani.
Melihat kondisi itu, pihaknya mengimbau warga Malang untuk tidak takut mendonorkan darahnya lewat UTD PMI Kota Malang.
Sebab pelayanan di UTD mengalir, alias tidak ada penumpukan orang banyak. Selain itu, pihaknya juga telah menyediakan alat pengukur suhu tubuh dan cairan antiseptik bagi siapapun yang memasuki UTD.
“Jam operasional layanan juga masih tetap, yakni pukul 07.30-19.00 WIB. Kita juga lakukan pencegahan, pendonor cuci tangan dulu sebelum masuk,” tutur mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang itu. [mut]

Tags: