Dampak Terapi Gen dalam Penyembuhan Penyakit

(Menyembuhkan Segala Penyakit Menggunakan Terapi Gen. Apa saja dampaknya?)

Salah satu cara menyembuhkan segala penyakit yang sedang diajukan oleh ilmuwan-ilmuwan saat ini adalah terapi gen. Apa itu terapi gen?
Seperti yang dilansir oleh Harvard Stem Cell Institute, bahwa cara kerja dari terapi gen berbeda jauh dari cara kerja penyembuhan tradisional menggunakan obat. Cara kerja dari penggunaan obat adalah molekul-molekul obat akan bekerja untuk mengikat suatu protein pengganggu dan menghancurkannya, sedangkan terapi gen bekerja dengan mengganti suatu urutan gen yang bermasalah dengan suatu urutan gen baru yang sehat.
Gen baru yang sehat tersebut akan disuntikkan ke dalam sel pasien agar sel yang dituju dapat dipicu untuk membuat protein yang benar. Dengan cara yang sama, suatu gen dapat dihapus dari tubuh. Terapi gen hanya membutuhkan sekali suntikan untuk menyembuhkan suatu penyakit secara total.
Adanya terapi gen memberikan dampak positif bagi pasien. Dimana terapi gen ini dapat menyembuhkan segala penyakit yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, apakah metode ini memiliki dampak negatif?
Pada terapi gen, diperlukan suatu katalog untuk mengetahui urutan gen manusia pada umumnya. Untuk mengetahui gen yang bermasalah pada pasien, perlu dilakukan screeninggen pada pasien dengan membandingkan gen pasien dengan katalog gen manusia pada umumnya.
Terdapat beberapa isu ‘etika’ dari screening gen ini yang sedang diperdebatkan, seperti tindakan invasi privasi seseorang, harga dari terapi gen mahal yang menyebabkan terapi gen hanya dapat dilakukan oleh orang-orang ‘kaya’.
Selain itu, terdapat beberapa dampak negatif yang dilihat melalui sudut pandang teknis, yaitu bahwa metode ini masih baru sehingga perlu disempurnakan. Urutan gen yang akan dikirimkan ke pasien haruslah menuju ke gen target dan tidak mengganggu gen lain. Apabila gen yang dikirim tidak menuju gen target, hal tersebut dapat menyebabkan banyak resiko pada tubuh pasien seperti terjadinya suatu penyakit serius yang belum diketahui.

Amilla Puspaduhita
KI-2162 Biokimia/K-01
Institut Teknologi Bandung

Tags: