Dampak Virus Corona, Harga Bawang Putih Naik 100 Persen di Kota Pasuruan

Salah satu pedagang komoditi bawang putih di Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan, Selasa (4/2).

Pasuruan, Bhirawa
Dampak virus Corona, membuat harga bawang putih impor China di sejumlah pasar tradisional Kota Pasuruan naik tajam. Bahkan, komoditi tersebut naik drastis mencapai 100 persen. Salah seorang pedagang di Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan, Zulaikah menyampaikan naiknya harga bawang putih terjadi dalam sepekan terakhir ini.
Dari sebelumnya hanya Rp 28 ribu per kilogram, menjadi Rp 56 ribu per kilogram. “Perlahan-lahan naik dan saat ini sudah mencapai 100 persen. Padahal sebelumnya Rp 28 ribu per kilogram dan kini menjadi Rp 56 ribu per kilogramnya,” ujar Zulaikah, Selasa (4/2).
Naiknya harga bawang putih karena pasokan bawang putih impor dari negara pemasoknya, China berkurang. “Karena kulakannya naik, otomatis menjualnya lagi juga naik. Pasokan tidak seperti biasanya, cenderung sedikit. Kata tengkulak, karena bawang putih bergantung impor dari China serta ramainya virus corona,” kata Zulaikah.
Makin mahalnya harga bawang putih tersebut berdampak pada penghasilan para pedagang. Pasalnya, pembeli mengurangi pembeliannya. “Pembeli hanya beli bawang putih seadanya. Biasanya beli sekilo, tapi saat ini hanya beli Rp 5.000-6.000 ribu saja. Makin mahal harga bahan pokok, semakin kecil keuntungan kami ini,” tambah Zulaikah.
Hal senada juga diungkapkan pedagang lainnya. Luluk hanya berharap kenaikan harga bawang putih harus ada solusi dari pihak pemerintah. Karena, selain harga jual mahal, pembeli menjadi sedikit membelanjakan uangnya untuk membeli bawang putih. “Harapan kami supaya pemerintah bisa megendalikan lagi impor bawang putih ini. Jika tidak, harganya terus melambung tinggi. Terlebih, stoknya makin berkurang,” papar Luluk.[hil]

Tags: