Dana APBD Tuban Rp480 Juta Terbuang Sia-sia

Pasar Burung yang satu komplek dengan Pasar Hewan (Pasar sapi Tuban) di Jalan Hos Cokroaminoto Tuban itu ditinggakan sebagian besar pedagangnya sejak satu bulan terakhir. (Khoirul Huda/bhirawa)

Pasar Burung yang satu komplek dengan Pasar Hewan (Pasar sapi Tuban) di Jalan Hos Cokroaminoto Tuban itu ditinggakan sebagian besar pedagangnya sejak satu bulan terakhir. (Khoirul Huda/bhirawa)

(Pasar Burung Nyaris Tanpa Tuan)
Tuban, Bhirawa
Pasar burung yang dibangun pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban untuk merelokasi pedagang burung yang berjualan diselatan Pasar Baru Tuban kondisinya nyaris tak bertuan. Dilokasi yang masih menjadi satu komplek dengan Pasar Hewan (Pasar sapi Tuban) di Jalan Hos Cokroaminoto Tuban itu ditinggakan sebagian besar pedagangnya sejak satu bulan terakhir.
Para pedagang memilih kembali ke lokasi lama dijalan selatan pasar baru Tuban karena tempat yang disediakan pemerintah tidak strategis, selain itu akses juga jauh dari keramaian, membuat penghobi burung malas berkunjung ke pasar burung yang menjadi satu dengan pasar hewan itu. “kalau tidak sala hanya ada dua pedagang yang masih bertahan disana,” ujar Pak Mad, salah satu pedagang burung di Jalan Selatan Pasar Baru Tuban.
Beragam alasan muncul dari para pedagang burung, selain tempat tidak strategis juga soal kerugian para pedagang lantaran pembeli tidak ada yang datang.
Semenata itu, Kepala Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) Kabuaten Tuban Ir.H.Farid Achmadi mengaku tidak mengetahui jika pasar tersebut ditinggalkan pedagang yang direlokasi dari Jalan Selatan Pasar Baru.
Mantan kepala Dinas PU ini, baru tahu karena belum pernah sekalipun mendapatkan laporan dari para stafnya. “Saya malah baru tahu dari teman-teman wartawan,” kata Farid saat dikonfirmasi usai mengikuti paripurna di Gedung DPRD Tubab.
Pihaknya mengaku akan segera mengunjungi lokasi itu, dan mencari tahu penyebab para pedagang burung memilih berpindah dan kembali ke tempat lama. “Kami nanti akan kesana coba cek lokasi dan mencari solusinya itu,” kata Farid.
Diketahui, pasar burung yang belum genap satu tahun ditempati itu menelan biaya pembangunan sekitar Rp480 juta. Namun bangunan yang dibagun menggunakan APBD tersebut nyaris tanpa fungsi setelah pedagang yang disediakan tidak mau menempati. [hud]

Tags: