Dana Jadi Kendala Parpol Perjuangkan Paslon

Bahwa persoalan dana masih akan menjadi salah satu kendala bagi parpol untuk memperjuangkan pemenangan pasangan calon pada pilkada serentak 2018.
Penyediaan dana yang tidak memadai bagi orang-orang dekatnya tentu saja akan menimbulkan ketidak puasan pada pengurus parpol, dan kondisi ini akan berdampak pada keengganan yang besar untuk berjuang memenangkan paslon dalam pilkada itu.
Setelah menilik banyak kajian terhadap pilkada, telah membuktikan bahwa parpol tidak berupaya keras dalam memenangkan paslon yang diusungnya.
Padahal Parpol, justru memiliki dua kepentingan dalam momentum Pilkada Riau 2018, yakni sebagai arena pemanasan sekaligus evaluasi menghadapi pemilu legislatif dan Pilpres 2019.
Bisakah parpol sebagai mesin politik dapat bekerja optimal atau justeru sebaliknya. Indikatornya sederhana saja, yaitu dilihat dari kinerja parpol dalam memberi dukungan kepada paslon yang diusungnya.
Bahwa kekuatan parpol, khususnya anggota parpol yang sementara ini duduk di legislatif dengan asumsi memiliki dukungan konstituen riil ditambah dengan anggota parpol bukan anggota legislatif yang berkeinginan mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, apabila total turun mempengaruhi pemilih maka akan terlihat besaran perolehan suara paslon nantinya. Atau minimal, kekuatan parpol akan sama dengan akumulasi suara berdasar jumlah kursi parpol pengusung paslon di legislatif pada masing-masing dapilnya. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi parpol tidak total memberi dukungan kepada paslon diantaranya dipicu internalisasi pengurus terhadap kepentingan parpol lebih pragmatis dalam menetapkan target ingin dicapai dan lebih kepada mempersiapkan diri masing-masing menghadapi dan memenangkan pileg secara individual.

Dr Hasanuddin
Pakar Politik Universitas Riau

Tags: