Dana JLS 2016 Alokasi APBN Hanya Rp162 M

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Ketidakpastian jumlah dana alokasi untuk pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) di wilayah Jawa Timur terjawab sudah. Jika sebelumnya muncul kabar ada alokasi dana JLS dari APBN Rp 750 miliar seperti yang disampaikan oleh Kepala Bappeda Jatim Fattah Jasin, faktanya hal tersebut tidak benar.
“Kami sudah mengecek langsung ke Jakarta bersama Komisi D DPRD Jatim mengenai dana alokasi JLS untuk Jatim. Ternyata pada 2016 dana yang dialokasikan sebesar Rp 162 miliar. Dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan di dua titik,” kata Kepala Seksi Administrasi Teknik Bidang Pembangunan Dinas PU Bina Marga Jatim Tutuk Suryo J saat dikonfirmasi, Kamis (3/12).
Ia menegaskan, dana untuk alokasi JLS ini memang masih berubah-ubah. Artinya belum ada keputusan final berapa besar jumlah yang dialokasikan. Dari dana Rp 162 miliar yang dialokasikan tersebut, sebanyak Rp 50 miliar untuk pembangunan di jalur Jarit-Puger wilayah Lumajang-Jember dari dana APBN single years. Ditambah alokasi dana sebesar Rp 12 miliar dari anggaran multiyears. “Kalau dana alokasi yang Rp 50 miliar itu kini proyeknya sudah masuk tahap lelang,” katanya.
Sedangkan alokasi dana lainnya yakni sebesar Rp 100 miliar untuk pembangunan jalur Trenggalek-Tulungagung. Untuk prosesnya hingga kini masih alokasi anggaran namun belum memasuki proses lelang.
KPA JLS Dinas PU Bina Marga Jatim Bena Madya mengatakan pada 2016 untuk alokasi dana JLS dari APBD Jatim memang tidak ada. “Dari APBD Jatim tidak ada. Kami mengajukan untuk biaya pemeliharaan jalan yang sudah dibangun sebesar Rp 1,5 miliar saja dicoret (ditolak), jadi tahun depan pembangunan JLS hanya mengandalkan dana APBN,” jelasnya.
Bena menjelaskan, jika anggaran alokasi JLS tidak bisa dioptimalkan, maka target pembangunan yang diharapkan Gubernur Jatim Soekarwo dapat selesai antara 2018-2019 akan sulit direalisasikan. “JLS ini masih butuh dana sebesar Rp 5,6 triliun. Jadi kalau kondisinya seperti ini, 10 tahun lagi juga tidak akan bisa selesai,” jelasnya.
Ia mengatakan, dari alokasi dana APBD Jatim 2015 sudah direalisasikan sebesar Rp 217,6 miliar. Dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan di lima kabupaten. Untuk Kab Malang dan Kab Blitar mendapatkan alokasi Rp 5,5 miliar untuk pembangunan Jembatan Wonosari I Malang sepanjang 100 meter dan Jembatan Kedungsalam Blitar sepanjang 40 meter.
Untuk alokasi Kab Lumajang yakni sebesar Rp 130,9 miliar. Dana tersebut untuk pembangunan jalan dari Jarit menuju Kalimujur sepanjang 10,2 km dengan dana Rp 66,9 miliar. Dilanjutkan pembangunan jalan dari Kalimujur menuju batas Jember sepanjang 10 km dengan dana Rp 64 miliar. Pembangunan jalan menggunakan sistem rigid pavement.
Di wilayah Jember, dilakukan pembangunan Jembatan Banjar Agung sepanjang 100 meter dengan nilai proyek Rp 16,7 miliar. Sedangkan di Kab Banyuwangi yakni pembangunan jalan dari Glenmore menuju Kendeng Lembu dengan sistem rigid pavement sepanjang 10 km. Alokasi dana yang dikeluarkan mencapai Rp 64,4 miliar.
Ia menjelaskan, pembangunan JLS hingga kini sudah mendapatkan alokasi sebesar Rp 2 triliun. Dana bersumber dari APBN maupun APBD. JLS di Jatim memiliki panjang jalan sekitar 673 km termasuk jembatan dengan panjang total 8.022 meter atau 146 buah jembatan. Untuk lokasi terletak di sepanjang Pesisir Selatan Jawa Timur melalui delapan kabupaten yaitu Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan Banyuwangi.
Untuk penyelesaian pembangunan JLS, kata dia, pihaknya menawarkan dua alternatif yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan. Pertama, tuntas, semua ruas ditangani tuntas sampai dengan rigid (perkerasan kaku) yang memakan biaya Rp 5, 6 triliun. Kedua, pengaspalan lahan yang sudah dibuka mulai Pacitan sampai Banyuwangi dan pembangunan jembatan yang menghubungkan ruas-ruas tersebut yang diselesaikan dalam waktu tiga tahun biaya penanganannya Rp 3,18 triliun. [rac]

Tags: