Dana Korban Kebakaran Pasar Wage Nganjuk Macet

Proses renovasi toko di Pasar Wage Nganjuk yang terbakar Agustus silam belum selesai hingga membuat para korbannya belum dapat kembali bekerja.(ristika/bhirawa)

Proses renovasi toko di Pasar Wage Nganjuk yang terbakar Agustus silam belum selesai hingga membuat para korbannya belum dapat kembali bekerja.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Kebaran pasar Wage Nganjuk yang terjadi sekitar 3 bulan lalu masih menyisakan masalah bagi 10 korbannya. Hingga saat ini janji Pemkab Nganjuk untuk memberikan bantuan dana belum juga terealisasi. Setelah musibah kebakaran pada Agustus silam, ke-10 korban kehilangan mata pencaharian. Untuk menghidupi keluarganya mereka harus bekerja di toko sesama pedagang di Pasar Wage. Salah satu korban kebakaran di antaranya Adi Santoso (49) warga Jl Diponegoro Kelurahan Ganung Kidul Kecamatan Nganjuk.
Adi Santoso menuturkan, dirinya dan korban kebakaran Pasar Wage lainnya telah mengajukan bantuan kepada bupati. Namun hingga saat ini belum ada bantuan yang dikucurkan pemerintah daerah. “Kami telah dijanjikan bantuan oleh kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan & Aset (DP2KAD), tetapi hingga saat ini belum terealisasi,” kata Adi.
Untuk itu, Adi Santoso bersama korban kebakaran lain berencana mendatangi kepala DP2KAD Nganjuk untuk mengklarifikasi hal tersebut. “Saat ini kami kesulitan ekonomi karena sumber penghasilan kami satu-satunya ludes terbakar. Sementara kami harus menghidupi empat anak,” terang Adi Santoso.
Adi Santoso juga mengatakan, saat kebakaran dirinya tidak dapat menyelamatkan seluruh barang dagangan, karena saat mendegar kabar Pasar Wage terbakar ternyata toko miliknya telah hangus. Taksir kerugian yang diderita Adi Santoso akibat musibah kebakaran tersebut mencapai Rp.1.2 miliar. “Seluruh barang milik saya tidak dapat diselamatkan. Karena itu untuk menyangga ekonomi keluarga, setiap hari saya bersama istri bekerja di toko pakaian milik teman,” tandas Adi Santoso.
Karena itu Adi Santoso berharap agar bantuan dari pemerintah segera dikucurkan supaya dapat digunakan kembali untuk modal. “Kami berharap pemerintah memperhatikan nasib kami korban kebakaran Pasar Wage bulan Agustus lalu,” harap Adi Santoso.
Kepala DP2KAD, Dra Mukhasanah MSi mengatakan bahwa pengajuan bantuan dana untuk 10 korban kebakaran Pasar Wage Nganjuk telah diajukan ke meja bupati. Namun hingga saat ini pihak DP2KAD masih mencari dasar hukum pencairan dana korban kebakaran Pasar Wage. “Pencairan dana bantuan dari pemerintah harus ada dasar hukumnya, karena biar tidak ada masalah hukum di kemudian hari,” terang Mukhasanah.
Sekedar diketahui, 10 toko dan satu café di Pasar Wage Nganjuk hangus terbakar pada Rabu (24/8) sekitar pukul 05.00 Wib. Sejumlah saksi mata di lokasi kejadian mengungkapkan jika api pertamakali muncul dari café Syamsir. Api membakar atap café Syamsir membuat sejumlah pedagang yang akan membuka lapaknya sempat panic. Warga sekitar pasar dan pedagang lantas menghubungi Polisi dan pemadam kebakaran.
Tiupan angin yang cukup kencang mengakibatkan api cepat menjalar ke sejumlah toko lain di Pasar Wage. Apalagi toko yang berada di komplek Pasar Wage rata-rata berjualan kain dan baju, sehingga sangat mudah terbakar. Selain toko pakaian dan café, satu apotik juga terbakar, namun demikian tidak ada korban jiwa akibat musibah tersebut. [ris]

Tags: