Dana Rp10 M, Lengkapi Alkes Puskesmas

photo2299Dinkes Surabaya, Bhirawa
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya akan menggelontorkan dana Rp 10,4 miliar untuk pengadaan alat kesehatan (Alkes) di Puskesmas.
Rencananya anggaran miliaran itu akan digunakan untuk pengadaan alat- alat dan perlengkapan  laboratorium serta spirometer (pengukur pernafasan,red). Penambahan Alkes ini bakal diberikan ke 62 Puskesmas dan 19 Puskesmas rawat inap di Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, Alkes baru tersebut digunakan untuk peningkatan layanan kesehatan untuk masyarakat menengah ke bawah.
Sebagai penyedia layanan kesehatan, Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. ”Kita tidak boleh mendiskriminasikan pelayanan untuk masyarakat menengah ke bawah karena pelayanan kesehatan pada hakikatnya adalah milik semua masyarakat,” ujarnya.
Dijelaskannya, pengadaan Alkes kesehatan di Puskesmas di Surabaya akan diberikan Dinkes sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Untuk Puskesmas rawat inap akan diberikan lebih banyak daripada Puskemas yang tidak melayani rawat inap.
”Untuk Puskesmas rawat inap akan diberikan Alkes berupa peralatan laboratorium, dan spirometer, sedangkan Puskesmas tanpa rawat inap hanya diberikan spirometer,” tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk pengadaan Alkes tidak semata-mata hanya diberikan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat akan tetapi terlebih untuk mewujudkan Surabaya menjadi kota pelopor kesehatan di Indonesia.
Menurutnya, sesuai dengan arahan dari Kementrian Kesehatan RI bahwa Surabaya harus menjadi pelopor kesehatan di tanah air. ”Kita optimis tahun 2014 Surabaya akan menjadi kota pelopor kesehatan,” yakinnya.
Sementara itu Direktur Ruma Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, dr Dodo Anondo MPH menyatakan, dirinya mendukung upaya DInkes dalam mengadakan Alkes kesehatan di Puskesmas di Surabaya.
Dengan penambahan Alkes akan berdampak langsung terhadap pelayanan di Puskesmas. Masyarakat tidak perlu langsung datang di rumah sakit besar jika bisa ditangani oleh Puskesmas. ”Jika pelayanan di Puskesmas baik dan lengkap maka masyarakat tidak perlu dirujuk ke rumah sakit besar,” katanya.
Menurutnya, dengan banyaknya pasien di RSUD dr Soetomo tidak mungkin akan turun jika tidak dibantu dengan pelayanan di Puskesmas. Jika dilihat rata-rata pasien per harinya yang berobat di RSUD dr Soetomo mencapai 2.500 orang dan angka ini akan turun jika system rujukan di Puskesmas dan rumah sakit kecil berjalan dengan baik. ”Saya yakin sistem rujukan akan berpangaruh langusung terhadap jumlah pasien di RSUD dr Soetomo,” yakinnya. [dna]

Keterangan Foto: Pasien mendapatkan pelayanan dari RS Soewanhie Surabaya.

Rate this article!
Tags: