Dandim 0816 Sidoarjo Pimpin Panen padi di Desa Rejeni Krembung

Dandim 0816 Sidoarjo Pimpin Panen padi di Desa Rejeni Krembung, kemarin (22/6). [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Hasil produktivitas panen padi Desa Rejeni Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo, yang diselenggarakan Kodim 0816 Sidoarjo bisa meningkat 100 persen. Dari sebelumnya yang panen biasanya hanya sekitar 2,5 hingga 3 ton, kali ini bisa mencapai sekitar 5 ton per hektare.

Kondisi tersebut disampaikan Kades Rejeni Afandy Ahmad, usai mendampingi Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf M. Iswan Nusi dalam pelaksanaan panen padi di desanya. Nampak hadir pula Danramil 07 Krembung Djenal Arifin, Kadis Pertanian Eny Rustiyaningsih, Kapolsek Krembung AKP Imam Yuwono, Camat Krembung Drs. Abdul Muid, M.Si serta anggota Kodim 0816/Sidoarjo serta para petani setempat, pada (22/6) kemarin.

Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf M. Iswan Nusi menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan panen padi di Desa Rejeni yaitu untuk memotivasi bagi rekan-rekan Gapoktan supaya bisa dilihat secara langsung hasil panennya. “Sedangkan kendala yang ada di lapangan untuk hasil produksi padi supaya meningkat, agar ketahanan pangan di Kabupaten Sidoarjo terus mengalami peningkatan,” tegasnya.

Kades Rejeni Afandy Ahmad juga menambahkan bahwa kendala sebelum panen, terdapat banyaknya serangan hama seperti burung, wereng, terutama tikus yang paling sulit untuk dibasmi dan bisa menyebabkan gagal panen. “Berkat kerjasama dari Forkopimda dan Forkopimka serta seluruh Gapoktan, akhirnya hama tikus ini lambat laun bisa berkurang, meski masih tetap ada. Alhamdulillah, panen di Desa Rejeni di tahun ini masih bisa mencapai 80 persen,” tambahnya.

Ia katakan, dalam program Panen Padi Pembinaan Ketahanan Pangan Kodim 0816 Sidoarjo Tahun 2021 yang bertemakan Mewujudkan Binter Yang Adaptif Melalui Pembinaan Ketahanan Pangan Di Wilayah Pada Masa Pandemi Covid 19′ kali yang ditanam adalah padi jenis menteri 32. “Kami telah menanam sekitar 12,5 hektare, dan Alhmdulillah per hektarnya bisa panen sekitar 5 ton. Padahal sebelumnya hanya sekitar 2,5 hingga 3 ton saja. Ini berkat kerjas ama semua pihak,” Afandy Ahmad.

Disinggung masalah pembasmian terhadap hama tikus, Fandy_sapaan akrabnya mengatakan, membasmi hama tikus tidak semudah membasmi hama burung, atau wereng yang cukup dengan semprotan hama atau dijaring. “Hama tikus yang sangat sulit dibasmi. Namun, kami juga sudah menyiapkan tim sniper khusus untuk membasmi hama tikus di malam hari. Hasilnya memang sangat memuaskan. Untuk itu, kami tetap berusaha agar hama tikus bisa berkurang dan panen padi akan terus mengalami peningkatan,” harapnya.[ach]

Tags: