Dapat Banyak Ilmu Setelah Ikuti Program Student Exchange di Australia

Para siswa SMA Muhammadiyah 2, Surabaya didampingi salah satu guru Goulburn Valley Grammar School saat berkunjung di University of Melbourne, Australia. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Setelah mengikuti Program Student Exchange ke Negara Australia selama 10 hari, sebanyak 22 siswa SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Surabaya banyak mendapatkan ilmu sangat berharga. Di antaranya tentang disiplin tinggi warganya hormat dan menghargai terhadap guru maupun lawan bicara, sehingga layak diterapkan di Indonesia dan ditularkan para siswa lainnya.
Menurut Kepala SMAMDA, Astajab SPd MM, SMAMDA mempunyai beberapa sister school diantaranya di dua di Negara Australia yakni Lorne P12 College, di Lorne, Victoria dan Goulburn Valley Grammar School (GVGS) di Shepparton, Victoria. Dan 22 siswa SMAMDA telah mengikuti Student Exchange mulai tanggal 24 Pebruari hingga 5 Maret dan tinggal di rumah wali murid yang ada di Australia. Yang dilakukan para siswa belajar di sekolah seperti para siswa Australia.
“Jadi selama 10 hari di Australia para siswa SMAMDA tinggal di rumah wali murid Lorne P12 College dan GVGS. Disamping belajar tentang ilmu pengetahuan juga belajar bahasa da budaya masyarakat Lorne dan Shepparton, serta banyak sekali kegiatan sekolah yang menjadikan pembelajaran bagi para siswa. Dan banyak sekali ilmu dan kegiatan yang didapatkan serta diikuti para siswa selama tinggal di Australia,” kata Ustadz Astajab sapaan akrabnya.
Ustadz Astajab juga menjelaskan, kalau pembelajaran di Negara Australia aplikatif, sebab struktur kurikulumnya sedikit artinya mata pelajarannya sedikit. Jadi lebih banyak praktikumnya dari pada teorinya sehingga kedalaman materi yang didapatkan para siswa lebih mendalam. Hal itu berbeda dengan pembelajaran di Indonesia yang sangat banyak mata pelajarannya, dan lebih banyak teorinya daripada prakteknya.
“Sehingga mata pelajaran Kimia, Fisika dan Biologi yang masuk dalam mata pelajaran science menjadi sangat menyenangkan bagi para siswa di Negara Australia . Karena para siswa selalu diajak melakukan percobaan-percobaan di dalam laboratorium praktikum,” jelasnya.
Selama tinggal di Australia para siswa juga diberikan penugasan yang harus dikerjakan dan harus dikerjakan dengan berkelompok dua orang. Diantaranya, bagaimana mencari masjid atau kampus suatu universitas. Para siswa harus bisa mencapai tempat yang dituju dengan benar, sehingga ketika para siswa ada yang meneruskan di universitas di Negara Australia bisa menjangkau tempat itu dengan mandiri. Sehingga belajar berkomunikasi dengan warga setempat bisa dilakukan.
Setelah mengikuti Program Student Exchange, Ustadz Astajab berharap, para siswa bisa menerapkan apa yang didapatkan di Australia. Diantaranya, budaya atau karakter yang bagus bisa diterapkan di Indonesia mulai kedisiplinan, kejujuran dan etika menghormati lawan bicara atau menghormati guru. Termasuk budaya antri juga sangat tinggi, hal itu sangat berbeda dengan budaya orang Indonesia.
Sementara itu, salah satu siswa, Azzahra Mazaya Khalisah, mengaku sangat senang bisa berkesempatan mengikuti Program Student Exchange di Negara Australia, sebab banyak ilmu yang didapatkan selama tinggal dan belajar bersama dengan siswa Australia. Mulai dari etika berhadapan dengan guru atau lawan bicara, tentang kedisiplinan dan kejujuran.
“Misalnya, ketika guru sudah masuk di dalam kelas dan sudah memulai pembelajaran tidak ada siswa yang ngomong, bahkan berbisik-bisik dengan temannya. Sebab bisa disuruh keluar sama guru kelas itu. Hal ini menunjukkan rasa hormat kepada guru dan disiplin yang sangat tinggi, hal itu jarang kita temui di Indonesia,” jelas Zahra-sapaan akrabnya. [fen]

Tags: