Dapat Kucuran Dana IDB, Akhir 2017 JLS Dilanjutkan

DPRD Jatim, Bhirawa
Komisi D DPRD Jatim menyambut baik keinginan pemerintah pusat untuk melanjutkan kembali pembangunan proyek Jalur Lintas Selatan (JLS) pada akhir 2017 ini. Diharapkan proyek yang menelan anggaran hingga Rp 2,1 triliun ini dapat segera terealisasi dan selesai pada 2019 mendatang.
Anggota Komisi D DPRD Jatim Aliyadi mengaku sangat senang dengan adanya kabar tersebut. Paling tidak, proyek yang diharapkan akan menekan angka disparitas di wilayah selatan akan segera selesai. Dengan begitu dapat meningkatkan Indeks Prestasi Masyarakat (IPM) di Jatim yang saat ini mengalami penurunan akibat kondisi ekonomi nasional.
“Kami berharap pinjaman dari IDB (Islamic Development Bank) dapat segera cair dan terealisasi untuk melanjutkan proyek JLS yang sempat berhenti satu tahun akibat tidak ada dana. Baik dari APBD Jatim maupun APBN,”tegas politisi asal PKB ini, Rabu (11/10).
Seperti diketahui, nasib pembangunan JLS yang saat ini disebut jalan pansela (pantai selatan) akan menemui kejelasan. Dikarenakan saat ini kucuran dana dari IDB sudah pada proses akan cair tahap pertama sekitar Rp 400 miliar dan diperkirakan akhir tahun ini pembangunan jalan pansela akan dilanjutkan.
Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim Gatot Sulistyo Hadi menegaskan info terakhir dari pemerintah pusat kucuran dana dari IDB sudah dalam proses akan cair dan pada akhir tahun ini akan dimulai kembali pembangunan jalan pansela. Selain itu pada RAPBN 2018 juga akan kembali dialokasikan anggaran untuk pembangunan pansela, sedangkan RAPBD 2018 Jatim tidak mengalokasikan karena keterbatasan anggaran.
“Skema pendanaan pembangunan jalan pansela, untuk total kebutuhan dana saat ini sampai tuntas sebesar Rp 7,1 triliun. Alokasi ini untuk pembangunan total dengan panjang jalan yang belum dibangun mencapai 296,58 km. Total dana itu dari new loan IDB sebesar Rp 1,7 triliun untuk pembangunan 54,82 km. Dan loan lanjutan Rp 240 miliar untuk panjang jalan 17,90 km dan rencana APBN sebesar Rp 5,1 triliun untuk pembangunan sepanjang 220,59 km,” paparnya.
Gatot menambahkan kekurangan pembangunan jalan pansela mayoritas ada di posisi lahan pegunungan, akibatnya medan sangat berat dan membutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk pembangunannya. Selain itu sejumlah titik adalah area kehutanan milik Perhutani, sehingga pembebasan lahannya sempat terhambat. Tapi saat ini untuk lahan sudah hampir tuntas, tinggal pendanaan untuk kekurangan total pembangunannya.
“Kemungkinan besar pembangunan jalan pansela tidak akan tuntas pada 2019 yang menjadi target sebelumnya, perkiraan baru tuntas pada 2020.  Itu pun jika pada 2018 alokasi anggaran dari APBN berjalan lancar, begitu juga kucuran dana dari IDB, jika tidak maka akan kembali terhenti,” imbuhnya. [cty]

Tags: