Dapat Tawaran Jadi Wali Kota Kuala Lumpur

Dr (HC) Tri Rismaharini MT

Dr (HC) Tri Rismaharini MT
Tak ada yang berani membantah prestasi-prestasi yang telah ditorehkan Dr (HC) Tri Rismaharini MT, selama menjabat Wali Kota Surabaya. Sudah ratusan penghargaan yang diraih sebagai wujud dan bukti pengakuan atas keberhasilan Risma memimpin Kota Pahlawan.
Atas prestasi-prestasinya itu, menjadikan Risma tersohor kepenjuru dunia. Sebab sudah tak terhitung penghargaan tingkat internasional yang diraih. Berkat prestasi itu pula, datang sebuah tawaran menggiurkan dan prestisius kepadanya, yakni menjadi Wali Kota Kuala Lumpur, Malaysia.
Tawaran jadi Wali Kota Kuala Lumpur ini datang, sebab di Malaysia seorang wali kota bukan dipilih secara langsung seperti di Indonesia, tapi ditunjuk oleh Menteri Wilayah Persekutuan Malaysia. Risma dapat tawaran menjadi Wali Kota Kuala Lumpur itu karena dinilai sukses menjadikan Kota Surabaya sebagai kota yang syarat berprestasi dan kotanya tertata dengan baik.
“Saya diminta menjadi wali kota selama satu tahun. Ya saya bilang, kok lama sekali. Diturunkan menjadi hanya tiga bulan. Lalu saya bilang, masih lama juga,” kata Risma, saat memberikan pengarahan kepada guru-guru SMP di Kota Surabaya, beberapa waktu lalu.
Dalam cerita tersebut, Risma tidak mengatakan secara detail apakah mengiyakan atau menolak tawaran tersebut. Wali Kota perempuan pertama Kota Surabaya itu hanya mengatakan seperti wali kota outsourcing. “Jadi seperti wali kota outsourcing,” canda Risma, yang mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini.
Selama menjabat Wali Kota Surabaya, dunia internasional memang mengakui kinerja Risma. Terbaru, Risma diberikan amanah sebagai Presiden Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah se-Asia Pasifik atau Presiden United Cities Local Government Asia-Pacific (UCLG-ASPAC) periode 2018-2020.
Terpilihnya Risma sebagai Presiden UCLG-ASPAC bukan atas keinginan dan permintaannya. Dia mengakui, jika jabatan presiden UCLG-ASPAC memang jatahnya kepala daerah diwilayah negara-negara Asia Tenggara. Tapi bukan berarti dia lantas mencalonkan diri dan ingin tampil dikancah internasional.
Hampir 95 persen anggota meminta Risma untuk jadi presiden UCLG-ASPAC. Dia mengaku tidak tahu pertimbangannya apa. “Saya pun tidak minta rekom untuk jadi. Bahkan saya tegaskan, saya tidak mau jadi jika harus ada rekom. Saya tidak meminta, mereka yang menunjuk,” ungkapnya. [iib]

Tags: