Dari Kunjungan Kerja Ketua DPRD Bali ke Kota Pahlawan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat mengajak Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama ke PLTSa Bratang didampingi Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono dan Komisaris PT SIER Didik Prasetyono.

Sumbang 400 Bibit Bambu Khas Bali, Risma Siap Kerja Sama Penanganan Sampah
Kota Surabaya, Bhirawa
Di bawah kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kota Pahlawan berubah menjadi kota yang asri, sejuk dan bersih kotanya. Tak heran jika menjadi jujugan daerah lain di Indonesia bahkan negara lain untuk belajar, bagaimana menata kota yang benar. Salah satu daerah yang memuji dan ingin belajar adalah Provinsi Bali.
Saat ini, Provinsi Bali tengah menghadapi masalah serius utamanya mengenai sampah. Untuk itu, secara khusus Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, untuk belajar bagaimana mengelola sampah yang baik seperti yang dilakukan Wali Kota Risma di Surabaya.
Saat kunjungan kerja itu, Wali Kota Risma mengajak Ketua DPRD Provinsi Bali mengunjungi PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) dan Rumah Kompos di Kecamatan Bratang, serta menanam pohon bambu di Taman Harmoni, Keputih, Surabaya, Kamis (27/2). Turut mendampingi Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono dan Komisaris PT SIER Didik Prasetyono.
Mereka berdiskusi soal potensi kolaborasi kedua daerah dalam menangani permasalahan sampah. Wali Kota Risma siap menghibahkan sistem pengelolaan sampah di Surabaya agar bisa diterapkan di Bali.
“Bali sungguh indah. Tapi karena jutaan wisatawan datang, dan kesadaran soal sampah belum benar-benar tertanam di orang-orang itu, akhirnya sampah jadi masalah. Gubernur Bali Pak Wayan Koster sudah sangat luar biasa dalam menangani sampah, termasuk melarang penggunaan plastik,” ujar Risma.
Ke depan, pengelolaan sampah yang sudah mulai diperhatikan serius di Bali perlu ditingkatkan kualitasnya, termasuk dengan mengonversi limbah menjadi berbagai barang yang berguna. “Pengelolaan sampah harus jadi kompos. Soal besar atau kecil tidak masalah. Dari pupuk kompos ini kita gunakan untuk memupuk taman. Kalau tidak pakai pupuk kompos, biaya mahal,” ujar Wali Kota Risma.
Dari sampah ini pula, kata Wali Kota Risma, juga bisa dijadikan listrik. Contohnya PLTSa Bratang yang sukses bisa mengaliri listrik Taman Flora Kebun Bibit, Bratang, Surabaya. Apalagi pembangunan PLTSa Bratang ini tidak membutuhkan anggaran banyak, karena tidak sampai Rp200 juta.
“PLTSa ini menggunakan sistem gasifikasi atau dengan sistem pemanasan. Jadi kita gunakan plastik yang tidak bisa dijual seperti plastik bungkus permen, plastik mie instan dan lain sebagainya. Dari segi anggaran sangat efisien, karena cukup murah,” ungkapnya.
Sementara terkait bantuan pohon bambu dari Ketua DPRD Bali ini, Risma meminta jangan dilihat dari bambunya. Sebab bambu memiliki banyak manfaat seperti bisa menyimpan air. Sehingga nanti didaerah sekitar pohon bambu nantinya akan muncul sumber-sumber mata air baru. Selain itu juga bisa menanggulangi banjir dan memperbaiki oksigen di Surabaya.
“Saya ucapkan terima kasih sekali atas bantuan ini, karena akan menambah keanekaragaman hayati di Surabaya. Setiap binatang mempunyai kesenangan yang berbeda-beda. Dengan adanya pohon bambu ini akan datang fauna-fauna di Surabaya,” katanya.
Wali Kota Risma mengakui, jika saat ini ada perintah dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, agar setiap daerah untuk saling berbagai kelebihan masing-masing. “Di Surabaya bisa dikembangkan bambu, nanti di Bali akan kita bantu soal sampah,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama mengatakan, saat ini ada permasalahan besar di Bali yakni soal sampah. Sampah-sampah yang ada hanya ditumpuk di TPA tanpa ada daur ulang apalagi diolah menjadi listrik seperti di Surabaya
“Soal PLTSa di Bali masih kita rencanakan. Kami akui memang agak terlambat soal pengelolaan sampah ini. Makanya kami belajar ke Surabaya untuk pengelolaan sampah yang menurut kami sangat baik. Soal sampah, kami tidak berfikiran sampai diolah jadi listrik. Tidak ada listriknya ga masalah yang penting urusan sampah selesai,” ungkapnya.
DPRD Provinsi Bali sangat memberikan apresiasi yang tinggi dengan perkembangan dan kebersihan Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Risma. Daerah lain perlu belajar di Kota Pahlawan khususnya soal penataan ruang terbuka hijau.
“Kami dapat perintah dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Bu Mega untuk melakukan penghijauan dengan menanam diseluruh Indonesia. Saya melihat Surabaya sangat gencar membuat taman. Tadi saya melihat bekas TPA 50 hektare sudah mulai hijau. Kami juga diminta Bu Mega untuk membantu Bu Risma. Makanya kami kirim 400 bibit bambu khas Bali,” tuturnya.
Mantan Bupati Tabanan ini berharap, suatau saat di Surabaya ada hutan bambu di tengah kota sehingga akan menambah keindahan Surabaya. “Kami ada 18 spesies bambu khas Bali. Kita bawa ke Surabaya 400 bibit. Sebelumnya juga sudah kami bawa 400 bibit,” katanya.
Beberapa jenis bambu khas Bali yang dibawa ke Surabaya itu diantaranya bambu buloh yang biasanya dibuat alat musik seruling, bambu tamlang, bambu kuning ori, bambu hitam lepung, bambu hitam Bali, bambu tali, bambu santong dan bambu jajang.
Sedangkan Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono mengaku, sangat mengapresiasi kerjasama antara Surabaya dengan Bali ini, yang diwujudkan dengan penanaman pohon bambu khas Bali ini. “Bambu merupakan pohon rakyat. Sehingga kerjasama ini diharapkan mendatangkan manfaat besar bagi rakyat. Bisa dibidang lingkungan hidup, pariwisata dan budaya,” kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.
Adi juga berharap, flora dan fauna yang spesifik ada di Bali bisa dikembangkan di Surabaya, begitu juga sebaliknya. “Kerjasama ini merupakan tindaklanjut dari perintah Bu Mega agar antar daerah mau bekerjasama saling bersinergi membangun daerahnya,” tandasnya. [Zainal Ibad]

Tags: