Dari Pengalaman Bawa Prestasi

Olivia Renata Kuswandi

Olivia Renata Kuswandi
Ungkapan pengalaman adalah guru terbaik sering terdengar di kehidupan sehari-hari. Tak heran, banyak masyarakat yang membuktikkan makna terdalam di balik ungkapan itu. Salah satunya Olivia Renata Kuswandi. Mahasiswa Program Studi Desain Interior UK petra angkatan 2015 ini membuktikkan diri dengan mengikuti berbagai ajang pidato hingga di tingkat international. Terakhir pada 19 Agustus 2019 lalu di Fukuoka, Jepang ia berhasil membawa pulang sertifikat dan tropi dari nggota DPR korea untuk kategori Foreigner.
Kompetisi tersebut, dikatakan Olivia begitu perempuan berambut panjang ini disapa merupakan konpetisi yang pernah dia ikuti. sekaligus menjadi pengalaman yang tidak terlupakan karena bisa terpilih dalam World Korean Speech Contest bersama satu mahasiswa sastra korea dari Universitas Indonesia (UI).
“Padahal jurusan saya bukan sastra korea, saya jurusan desain interior hanya les korea saja di Kig Sejong Institute Surabaya. Jadi bersyukur ke Tuhan bisa diberi kesempatan untuk ikut acara itu di Jepang,” ungkap gadis kelahiran Denpasar, 21 Oktober 1997. Bukan tanpa sebab, Olivia terpilih mengikuti kompetisi Korean Speech Contest berkat rekomendasi Ketua Korean Association di Jawa Timur saat menjadi juri lomba pidato yang diadakan King Sejong Institute pada bulan Mei lalu. Dalam lomba dia berhasil menjadi juara 1 dan berhak mengikuti lomba di Jakarta. Dalam kompetisi yang sama pun dia juga sukses menjuarai lomba tersebut, yang merupakan seleksi untuk ke Jepang sebagai perwakilan dari Indonesia.
“Di jepang itu semua kontestan yang lebih baik dari saya menurut saya pribadi, tapi entah kenapa saya dapat penghargaan ketua DPR Korea. Ini mustahil bagi saya. Tapi dengan pengalaman di Jepang itu saya jadi termotivasi untuk belajar speaking lebih serius,” papar dia.
Dalam ajang pidato di Jepang itu, gadis yang baru saja diwisuda ini membawakan pidato berbahasa Korea pada kegiatan bertajuk The 24th K-Speech World Contest. Ajang pidato ini diselenggarakan oleh The National Assembly of The Republic of Korea dan diikuti oleh peserta baik dari berbagai negara. Seperti Jepang, Malaysia, Singapura, Rusia dan sebagainya.
Saat mengikuti kompetisi ini, Olivia masih berstatus mahasiswa dan membahas mengenai perbedaan budaya kerja antara Indonesia dan Korea selama empat menit lamanya. Tema tersebut diambil berdasarkan pengalamannya saat menjalani program student exchange 2018 di Keimyung University Korea dan dari sharing dengan kawan sekamarnya.
“Orang di Korea sangat disiplin dalam hal belajar dan bekerja. Itu mereka lakukan dengan tanpa paksaan karena sudah menjadi kebiasaan,” ungkap Olivia.
Menurut alumni SMA Tunas Daud Denpasar ini, latihan adalah kunci utamanya dalam membawakan pidato bahasa Koreanya. Ia rajin berlatih pelafalan dan gestur dengan guru KSI (Korea Speech Institute) nya. Mengutip dari Ps. Joel Oesteen, Olivia yakin bahwa apa yang menurut kita mustahil, Tuhan pasti akan kerjakan bagi kita. [ina]

Rate this article!
Tags: