Dari Penjual Dadakan hingga Peroleh Keuntungan Lumayan

Pedagang kulit janur dan ketupat jadi saat berjualan di pasar besar Kota Pasuruan, Selasa (12/7). Banyaknya pembeli untuk hidangan lebaran Idulfitri membuat pedagang janur memperoleh keuntungan lumayan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pedagang kulit janur dan ketupat jadi saat berjualan di pasar besar Kota Pasuruan, Selasa (12/7). Banyaknya pembeli untuk hidangan lebaran Idulfitri membuat pedagang janur memperoleh keuntungan lumayan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

(Berkah Penjual Janur Ketupat Dadakan Pasuruan)
Kota Pasuruan, Bhirawa
Sejumlah pedagang kulit janur untuk ketupat di pasar besar Kota Pasuruan kebanjiran pembeli. Bahkan, saking banyaknya pembeli membuat pedagang janur memperoleh keuntungan lumayan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Salah satu pedagang janur dadakan, Nur Wahid menyampaikan dirinya berjualan janur hanya saat akan mendekati Idulfitri dan Lebaran ketupat. Sedangkan, keuntungan yang lumayan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. “Lumayan untungnya. Hari ini saja keuntungan bersih hingga Rp 200 ribu. Untunganya kami buat untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Nur Wahid, kepada Bhirawa, Selasa (12/7).
Menurut Wahid, larisnya pembeli dikarenakan janur dibuat ketupat merupakan makanan khas masyarakat untuk merayakan lebaran Idhul Fitri tujuh hari sebagai hidangan untuk disantap bersama keluarga. Selain menjual janur, ia bersama istrinya juga menjual ketupat dalam bentuk jadi yang siap dimasak.
“Tergantung besar kecilnya ketupat. Jika yang sudah jadi dalam bentuk ketupat kami hargai per ikatnya senilai Rp 10 hingga Rp 15 ribu. Setiap ikat berisi 10 buah kulit ketupat. Untuk janur saja, kami hargai Rp 3 ribu per ikat dengan setiap ikatnya berisi 10 buah kulit janur,” terang Nur Wahid.
Diakuinya, keahlian merangkai janur menjadi ketupat tersebut diperolehnya secara otodidak dengan melihat orangtua saat menganyam, kemudian di coba dipraktikkan. Sedangkan janur itu didapatkan dari daerah di sekitaran wilayah Kabupaten Lumajang.
“Janur itu kami dapatkan dari teman yang berada di Kabupaten Lumajang. Sebelumnya saya memesan terlebih dahulu. Karena yang laku dalam bentuk jadi (ketupat, red) sehingga kami menjualnya dalam bentuk jadi. Untuk janurnya kami sisahkan sedikit saja,” paparnya.
Pantauan di pasar besar di Kota Pasuruan, hampir di setiap area di pasar tradisional tersebut dijumpai penjual janur dadakan untuk menjual ketupat. Dalam sehari, ia bersama istri bisa mengayam daun janur ketupat sebanyak 300 buah dan semuanya itu habis.
Sementara itu, warga Kelurahan Kebonsari, Khamidah menyampaikan ia membeli janur ketupat yang sudah dalam bentuk jadi. Sehingga dirumah tingggal memasaknya. “Sebenarnya saya ingin membeli janurnya, tapi cara membuat menjadi ketupat agak ribet. Makanya saya membelinya yang sudah jadi,” kata Khamidah.
Hidangan ketupat itu sudah menjadi sebuah tradisi dikeluarganya selama Lebaran tujuh hari sebagai hidangan ketupat untuk di santap bersama-sama dengan keluarga. “Istilah dalam kami hidangan ketupat itu wajib. Artinya disantap bersama keluarga bersama opor ayam. Disamping itu disantap bersama dengan keluarga besar di hari nan Fitri ini,” jelas Khamidah. [hil]

Tags: