Darrul Arqom SD Muhammadiyah 4 Surabaya Dalami Toleransi

Kompol Sri Andriyani diantara para siswa SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya saat memberikan pemaparan tentang pentingnya ‘Toleransi’ kepada sesame. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Dalam rangka menyemarakkan Bulan Suci Ramadan 1439 H, SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya mengajak siswa kelas V untuk ikut serta dalam kegiatan Darrul Arqom atau Pondok Ramadan. Sebanyak 278 siswa menginap di sekolah untuk memperdalam ilmu agama dan mengisi kegiatan positif lainnya.
Di antaranya, pendalaman tentang ‘toleransi’ kepada sesama langsung dari Kasat Binmas Polrestabes Surabaya, Kompol Sri Andriyani.
Menurut Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Ustadz Eddy Susanto SPd MPd, kegiatan Darrul Arqom dengan memaparkan tentang toleransi ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadan 1439 H.
Kegiatan ini merupakan upaya SD Muhammadiyah 4 Surabaya untuk wujudkan generasi muda yang sejak dini menghargai perbedaan.
“Kegiatan Darrul Arqom kali ini dibilang menarik dan istimewa, karena pengisi materi tentang toleransi langsung dari aparat kepolisian. Dan memberikan materi toleransi saat ini dinilai sangat perlu sebagai pondasi awal pemikiran yang luas tentang kebhinekaan yang memang ciri khas Indonesia,” tambahnya. Selain itu, jelas Ustadz Eddy, dengan adanya kegiatan seperti ini juga mengajarkan anak anak untuk lebih mengenal toleransi baik teloransi dalam beragama, bermasyarakat maupun berteman sejak dini. Sehingga, mereka, semakin memahami bahwa perbedaan itu nyata dan tidak perlu ditakuti apalagi diperangi, tapi harus diperkuat kesatuannya.
Sementara itu, Kompol Sri Andriyani menjelaskan, tentang pentingnya toleransi. Mulai dari penjelasan tentang apa itu toleransi, macam dan contohnya hingga wujud dari toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Menurutnya, toleransi adalah perasaan saling menghargai satu sama lainnya. Mengapa harus bertoleransi, sebab manusia diciptakan Tuhan beragam.
“Misalnya ada yang memiliki hidung mancung, berkulit hitam dan lain-lain. Sedangkan alasan yang kedua, di Negara Indonesia mempunyai beraneka ragam budaya, suku, agama dan bahasa. Perbedaan itu bukan untuk dipertentangkan tapi untuk dipersatukan,” jelas Kompol Sri Andriyani yang memberikan pemaparan dengan bahasa yang mudah dipahami para siswa.
Suasana semakin semarak dan akrab ketika sesi tanya jawab. Para siswa dengan antusias mengajukan pertanyaan. Seperti Rifqi Zaki dari kelas VB. Rifqi bertanya apakah polisi itu memang harus mengorbankan segalanya untuk melindungi masyarakat.
Maka dengan sabar Kompol Sri Andriyani menjelaskan, ”Ya, sebab tugas polisi itu memang untuk melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat”
Di akhir sesi tak lupa Kompol Sri Andriyani berpesan kepada para siswa, agar siswa yang lebih tua harus menyayangi yang muda. Sedangkan yang para siswa yang lebih muda harus menghormati yang tua. Perbedaan suku, ras, bahasa, agama maupun perbedaan yang lainnya, haruslah menjadi sumber kekuatan untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. [fen]

Tags: