Darurat Krisis Air Meluas di Lamongan

Darurat Krisis Air BersihLamongan,Bhirawa
Krisiis air bersih yang semakin meluas tak sebanding dengan dana drooping yang disiapkan.Pasalnya dana drooping sangat menipis seiring kekeringan yang menyebabkan krisiis air bersih semakin mengancam.
Pantauan Harian Bhirawa hingga awal Oktober ini daerah yang mengalami kekeringan sekaligus krisis air bersih di Kabupaten Lamongan terus bertambah sementara kondisi itu berbanding terbalik dengan dana dropping air bersih yang kian menipis.
Atas terjadinya hal itu membuat pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan kalang kabut. Dari anggaran yang tersisa, dana untuk mengantisipasi bencana kekeringan ini diperkirakan hanya sampai satu bulan ke depan.
Kasi Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lamongan, Jannata SMP, mengatakan bahwa saat ini sudah ada 56 desa yang tersebar di 11 kecamatan mengalami krisis air bersih. Untuk mengatasi daerah krisis air tersebut, BPBD terus menyalurkan bantuan air bersih.
Bahkan, jumlah desa terdampak kekeringan dan kesulitan air bersih dipastikan akan bertambah. “Dananya cukup sampai November. Ini masih Oktober, kalau masih belum ada tanda-tanda hujan, bisa kurang dana yang ada,” ungkapnya.
Setiap harinya, sambung Jannata, BPBD memberangkatkan 5 armada tangki air bersih untuk melakukan droping air. Dalam sehari, BPBD memasuk sebanyak 16 kali secara bergiliran. “Kita sudah ngirim 600 rate lebih,” ujarnya.
Menurutnya, droping air yang dilakukan sejak Juli 2015 hingga sekarang telah menyedot anggaran sebanyak Rp 75 juta lebih. “Tinggal Rp 40 juta yang tersisa,” kata Jannata. Keseluruhan dana itu berasal dari APBD dan dari BNPB.
Ia membeberkan, dalam sekali dropping air bersih, BPBD mengeluarkan dana sebesar Rp 250 ribu. “Rp 250 ribu itu untuk memberli bbm (bahan bakar minyak), beli air. Yang paling banyak beli BBM,” akunya.
Bagaimana jika dana benar-benar habis? Jannata mengaku akan mengajukan kembali ke BNPB. “BNPB sudah sampaikan untuk ngajukan lagi. Kalau kurang kita akan ajukan lagi ke BNPB. Kalau anggaran gak habis, kan kembali,” tandasnya. [mb9]

Rate this article!
Tags: