Data Lebih Lengkap, Keberadaan Wi Fi Tak Mampu Menggeser Maniak Buku

Para remaja pecinta buku sedang antri untuk meminjam buku-buku bacaan di Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo.

Para remaja pecinta buku sedang antri untuk meminjam buku-buku bacaan di Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo.

Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo, Bhirawa
Fasilitas Wi Fi sebagai sarana untuk mengakses segala macam kebutuhan melalui internet atau bergadget yang diberikan pihak Perpustakan dan Arsip Kabupaten Sidoarjo kepada anggota pengunjungnya, ternyata hingga saat ini tidak bisa menggeser para pecinta buku yang berkunjung ke perpustakaan itu.
Pantauan di lapangan, Kamis (11/6) di sejumlah tempat yang memberikan fasilitas Wi Fi  banyak ditongkrongi anak-anak remaja. Bahkan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kab Sidoarjo  tiap hari anak-anak selalu berjubel ingin menggunakan fasilitas tersebut. Sebagian kecil mereka menggunakan fasilitas tersebut untuk mengakses data penting. Ada juga yang digunakan  untuk membuka sosial media seperti Facebook, Twitter hingga sekadar bermain game online sambil tidur-tiduran.
Rico bersama empat temannya dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengaku sering berkunjung ke Perpustakaan dan Arsip Kab Sidoarjo, namun ia lebih senang membaca buku karena datanya lebih lengkap dan detil. “Kalau data dari internet, tidak lengkap dan membingungkan karena sudah diedit dalam beberapa versi. Untuk data-data sebagai bahan kuliah, memang cocok dengan mencari referensi buku,” katanya.
Ungkapan yang sama juga dilontarkan oleh Elis, siswa kelas XI SMK PGRI 3 Jurusan Akutansi. Dia mengaku lebih senang dengan membaca buku daripada membaca lewat internet. Menurutnya data dan cerita yang didownload dari interrnet tidak bisa mengalahkan cerita atau kisah dari buku-buku aslinya. Di internet tidak asli, banyak yang diganti atau diubah-ubah sesuai selera yang mengunggah. “Karena pemakai internet sekarang sudah terlalu jauh kebebasannya, sehingga diragukan keasliannya,” ungkap Elis sambil membawa tiga buku pinjamannya.
Bukan hanya untuk kalangan remaja saja. Siti Hernanik, ibu rumah tangga dari Desa Seruni Kec Gedangan juga mengaku lebih senang meminjam buku yang asli di Perpustakaan daripada mengakses internet. Karena lebih asli, pembahasan dan penyajiannya lebih menarik dan banyak pilihan. Selama ini buku-buku yang dipinjamnya adalah buku cerita anak-anak, seperti dongeng Jawa dan lainnya. “Buku ini akan saya gunakan sebagai pengantar tidur untuk anak-anak saya. Sambil tidur-tiduran anak-anak saya dongengi dari buku di Perpustakaan ini,” katanya.
Kepala Perpustakaan dan Arsip Kab Sidoarjo Drs Sutjipto MM usai menerima tamu Tim Akreditasi dari Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Prov Jawa Timur mengatakan kalau maraknya gadget tidak menggeser minat  pembaca setia buku. Karena alur cerita dan penyajian di buku  dipandang lebih runtut dan enak untuk dibaca. “Selain itu kami selalu memfasilitasi buku yang disukai oleh pembaca. Jadi buku apa sekarang yang lagi ngetren, kami berusaha menyediakan,” katanya.
Dijelaskannya buku-buku di perpustakaan sekarang ini kondisinya lebih bagus, ruang bacaannya lebih nyaman dan berbagai macam fasilitas juga telah tersedia. “Makanya jumlah pengunjung terus meningkat. Pada 2012 sebanyak 55.637 orang, hingga sekarang terus meningkat menjadi sekitar 70 ribu orang, dengan jumlah buku yang tersedia sebanyak 70 ribu eksemplar,” katanya.
Ketua PN Sidoarjo Budi Susilo SH yang sempat berkunjung ke perpustakaan mengatakan kalau semua ilmu itu adanya di perpustakaan. Karena itu dia berharap  masyarakat bisa menggunakan perpustakaan ini dengan sebaik-baiknya, dan semaksimal mungkin. “Setidaknya keberadaan perpustakaan bisa menambah pengetahuan, bisa menambah kecerdasan masyarakat Sidoarjo,” katanya.
Budi mengakui dia termasuk kutu buku.  Untuk mencari teman waktu kesepian selalu larinya ke buku. Buku apa saja pasti akan dibaca, karena untuk menambah ilmu pengetahuan. “Karena dengan ilmu itu kita bisa menggenggam dunia. Dengan ilmu kita bisa meningkatkan derajat kehidupan serta bisa  menyejahtarakan taraf hidup keluarga kita semua,” ujarnya.
Sedangkan Drs Sudarto MSi selaku Tim Assesor Lembaga Akreditasi Perpustakaan dari Perpustakaan Nasional RI saat berkunjung di Perpustakan Pemkab Sidoarjo  mengatakan kalau maraknya gadget tidak akan bisa menggeser para pencinta buku atau pembaca setia buku. Secara nasional pun juga tidak akan bisa, apalagi di tingkat lokal Sidoarjo ini. “Karena memang berbeda, membaca buku itu memang lebih enak, dan lebih lengkap. Jadi para mahasiswa masih banyak yang mencari bahan referensi di perpustakaan dibandingkan download di internet,” katanya. [ach]

Tags: