Datangi Keluarga Calhaj Ilegal, Gus Ipul Tuntut KBIH Bertanggung Jawab

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf dan Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mendengarkan klarifikasi dari Nurul Huda (kanan) pemilik KBIH Arafah yang memberangkatkan jamaah calon haji dari Filipina, Kamis (25/8).

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf dan Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mendengarkan klarifikasi dari Nurul Huda (kanan) pemilik KBIH Arafah yang memberangkatkan jamaah calon haji dari Filipina, Kamis (25/8).

Pemprov, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf menuntut Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arofah selaku lembaga yang memberangkatkan 12 jamaah calon haji ilegal yang kini ditahan di Manila Filipina untuk bertanggung jawab. Sebab masalah ini bukan sekadar penipuan pemberangkatan ibadah haji, tapi lebih dari itu.
Tuntutas tegas itu disampaikan Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, saat mendatangi langsung keluarga calon haji (calhaj) yang tertipu di Balai Desa Bulu Kandang, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Tak hanya mendatangi keluarga calhaj, Gus Ipul yang didampingi Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf juga mendatangi pemilik KBIH Arofah Nurul Huda di Jalan dr Soetomo Pandaan, Pasuruan, Kamis (25/8).
Inspeksi mendadak atau sidak tersebut dilakukan Gus Ipul, karena Nurul Huda mendadak sulit dihubungi sejak adanya kasus haji melalui Filipina. KBIH Arofah adalah perantara 12 jamaah asal Pasuruan dan Sidoarjo yang berangkat haji melalui Filipina.
“Kami ingin memastikan bagaimana kondisi keluarga calon haji yang tertipu, sekaligus memberikan semangat agar tenang menghadapi cobaan ini. Saya minta keluarga untuk bersabar. Proses kepulangannya menjadi urusan Kementerian Luar Negeri, kemudian nanti turun di Jakarta ke Jatim menjadi urusan pemprov dan kabupaten/kota,” ucapnya.
Gus Ipul menyatakan, pemerintah wajib melindungi warga negaranya. Pemerintah berhak untuk membantu setiap warga negaranya yang mengalami kesulitan. Akan tetapi, proses pemulangan jemaah haji yang berada di luar negeri menjadi kewenangan Kementerian Luar Negeri. Namun, pemerintah daerah berkewajiban untuk membantu setiap kesulitan warganya.
Di hadapan keluarga korban, Gus Ipul menegaskan, pemerintah akan berupaya untuk berkoordinasi dengan pihak kedutaan Indonesia yang ada di Filipina.  Ia meyakini, musibah yang terjadi pada jamaah haji Indonesia yang berangkat melalui Filipina merupakan kasus penipuan dengan memalsukan dokumen.
Ia menjelaskan, bedasarkan data dan laporan yang diterima kasus penipuan jamaah haji yang berangkat melalui Filipina berjumlah 177 orang. Di Jatim terdapat 14 orang yang juga mengikuti. Sebanyak 12 orang berasal dari Pasuruan, sedangkan dua orang berasal dari Sidoarjo.
Usai bertemu keluarga calhaj, Gus Ipul bersama Bupati Pasuruan menuju kantor KBIH Arofah yang letaknya satu komplek dengan rumah pemiliknya, Gus Huda. Pada kesempatan itu, Gus Ipul menegaskan, permasalahan yang paling serius adalah pemalsuan dokumen. Langkah selanjutnya, yakni masyarakat diimbau untuk berhati-hati dalam memilih biro perjalanan ibadah haji plus.
Menurutnya, masyarakat harus selektif di dalam memilih KBIH yang baik. KBIH juga tidak boleh memanfaatkan dana jamaah haji untuk keperluan lain. “Saya terus terang mengecam kepada KBIH yang menyia-nyiakan amanat dari umat. Jangan sampai, kepercayaan umat diabaikan untuk keperluan lainnya,” tegasnya.
KBIH tidak boleh memberangkatkan haji plus dan tidak boleh menerima uang, harus melalui bank. “Saya masih gagal paham dengan penjelasan dari KBIH dan akan menunggu proses yang ada. Yang jelas, keluarga sudah bertemu dengan penanggung jawab KBIH. Nantinya, kita tunggu proses selanjutnya seperti apa,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam pertemuan itu terungkap calhaj yang berangkat dari negara Filipina pada Ramadan lalu sempat menjalani manasik haji di Filipina selama 10 hari. Selama proses manasik, juga dilakukan pengurusan paspor.
Masduqi Zakaria, salah satu keluarga jamaah asal Kabupaten Pasuruan memperoleh informasi itu dari adik kandungnya bernama Maslihah, yang merupakan salah satu jamaah yang saat ini ditahan di Filipina. “Saat bulan puasa kemarin, adik saya sempat berpamitan ke saya, katanya mau manasik haji di Filipina selama 10 hari,” katanya.
Adiknya bersama suaminya bernama Joni, kata Masduqi, berangkat melalui perantara KBIH Arafah yang berkantor di Pasuruan dengan biaya sebesar Rp 150 juta. “Keluarga kami sampai saat ini masih syok. Apalagi mendengar kabar adik saya dan suaminya ditahan di Filipina,” jelasnya.
Hal yang sama juga dialami keluarga lain. Saiful Anam, seorang keluarga korban haji via Filipina asal Pasuruan yang ikut mendatangi pemimpin KBIH Arofah, sempat memaki-maki Nurul Huda, karena dianggap tidak bertanggung jawab atas keberangkatan jamaah haji melalui Filipina.
Saiful merasa kecewa, karena keluarga korban tidak mengetahui langsung dari KBIH yang dipercaya memberangkatkan haji Sumiati (70) ibunya. Keluarga, kata Saiful, justru mengetahui dari berita di televisi. “Secara etika, Anda salah. Anda seperti tidak punya itikad baik. Dua hari saya datang kesini tapi selalu kantornya tutup,” ujar Saiful.
Melalui KBIH tersebut, Saiful mengaku sudah membayar tunai keberangkatan haji ibunya sebesar Rp 150 juta. Keluarganya memang bersepakat memberangkatkan Sumiati tahun ini setelah ada tawaran haji dari KBIH Arofah meskipun dengan harga yang relatif mahal.
“Jika mengikuti haji reguler yang antre hingga belasan tahun, rasanya tidak mungkin karena ibu saya sudah berusia 70 tahun. Makanya saya ikutkan ibadah haji lewat KBIH Arafah agar bisa berangkat tahun ini,” katanya.
Sementara itu, Bupati Pasuran Irsyad Yusuf mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pasuruan untuk tidak mudah percaya kepada KBIH atau travel biro perjalan ibadah haji melalui negara lain. Sebab KBIH tidak berhak memberangkatkan ibadah haji.
Khusus kepada keluarga korban, ia meminta agar seluruh jamaah didoakan agar semua proses yang ada saat ini bisa berlangsung secara baik dan kembali ke Tanah Air. “Saya mohon kepada keluarga untuk mendoakan jamaah calon haji yang ada di Filipina agar segera kembali ke Tanah air dan seluruh proses imigrasi pemeriksaan dimudahkan,” tutupnya. [iib,hil]

14 JCH Jatim yang Tertahan di Filipina
Nama                                                  Alamat
Hj Nurul Mahmudah                         Klampok Sumbergedang Kec Pandaan
Sumiati Katiran Ali                           Klatakan Dayurejo Kec Prigen
Joni Faruk Matari                             Bulukandang Kec Prigen
Maslikhah Mustakim Rakhmad    Bulukandang Kec Prigen
Atmaji Sutrisno Sulaiman              Sidoarjo
Sukanti Supandi Atmaji                 Sidoarjo
Satruki Sakiman Sulaiman          Bunut Kec Rembang
Urifah Wakidin Rasito                   Bunut Kec Rembang
Sumiati Juari Samawi                  Terongdowo Sukoreno Prigen
Yono Noto Sumo                           Wonosunyo Kec Gempol
Kasudatin Delan Karjani             Wonosunyo Gempol
Nuriyah Wiji Seno                         Tejowangi Kec Purwosari
Satruki                                           Pejangkungan Kec Rembang
Uripah                                           Pejangkungan Kec Rembang

Tags: