Datangkan Ahli Jerman, Kembangkan Teknologi Solar Cell

Johan van't Wout berdiskusi seputar pengembangan solar cell bersama Kabid Dikmenjur Dindik Jatim Hudiyono dan Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Pahri, Selasa (17/2).

Johan van’t Wout berdiskusi seputar pengembangan solar cell bersama Kabid Dikmenjur Dindik Jatim Hudiyono dan Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Pahri, Selasa (17/2).

Dindik Jatim, Bhirawa
Cross program pendidikan kejuruan dengan dunia industri terus digulirkan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Tidak hanya gencar di otomotif, kali ini yang menjadi bidikan ialah bidang energi terbarukan solar cell.
Komitmen ini muncul setelah Dindik Jatim bekerjasama dengan PT Suryatek untuk membuka peluang bagi seluruh lembaga SMK di Jatim yang ingin mengembangkan teknologi energi matahari ini. Bahkan dari pihak perusahaan telah menyiapkan tenaga ahli dari Jerman yang siap mendampingi sekolah, khususnya SMK yang memiliki program keahlian bidang kelistrikan.
Tenaga ahli solar cell PT Suryatek Johan van’ Wout menuturkan, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan potensi energi matahari secara besar-besaran. Ini dapat dilihat dari radiasi matahari yang dua kali lipat lebih besar dibanding Jerman yang lebih dulu mengembangkan solar cell secara massal.
“Di Jerman, energi matahari hanya tersedia 50 persen dibandingkan Indonesia. Tapi sejak 20 tahun lalu, Jerman sudah mengembangkan solar cell. Bahkan sudah sangat familiar untuk kebutuhan rumah tangga,” kata Johan usai memberikan seminar tentang solar cell di Kantor Dindik Jatim, Selasa (17/2).
Manager Pengembangan Bisnis PT Suryatek Lismawati mengatakan, langkah ini diambil untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia. Sebab diakui atau tidak Indonesia kini telah masuk pada situasi krisisĀ  energi. Karena itu, butuh upaya untuk mempercepat pengembangan teknologi solar cell.
“Kami menyasar dunia pendidikan karena targetnya jelas. Anak-anak muda ini bisa mempelajarinya sekaligus mengembangkannya,” kata Lismawati.
Untuk mewujudkan komitmen ini, Lismawati telah menyiapkan tenaga ahli untuk mendampingi sekolah-sekolah yang mau mengembangkan teknologi solar cell.
Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan Dindik Jatim Hudiyono mengatakan, kerjasama ini akan segera mendapat respon positif. Sebab, di Jatim ada tiga program keahlian kelistrikan yang tahun ini memiliki jumlah calon lulusan cukup banyak. Di antaranya ialah teknik instalasi tenaga listrik, memiliki calon lulusan 4.542 siswa, teknik pembangkit tenaga listrik 124 siswa dan teknik transmisi tenaga listrik.
“Potensi yang ada di SMK dan peluang yang ditawarkan perusahan memiliki keselarasan yang tepat. Karena itu, kita akan berupaya agar kerjasama ini segera terealisasi,” tutur dia.
Jika telah direalisasikan, pihak Dindik bersama PT Suryatek akan menggodok materi untuk mengakomodir solar cell dalam kurikulum SMK. Peluang ini pun langsung ditangkap antusias oleh sekolah-sekolah SMK di Jatim. Di antaranya ialah Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang yang sebelumnya telah mengembangkan mobil tenaga surya langsung bersedia untuk dijadikan pilot project.
Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Pahri menuturkan keinginannya untuk membuat kelas khusus untuk mendalami teknologi surya. Ini untuk memperluas program pengembangan energi surya dari mobil untuk kebutuhan lebih luas, seperti rumah tangga. “Minimal kita bisa memulai dengan memenuhi kebutuhan listrik sekolah dengan energi matahari. Meskipun tidak 100 persen, paling tidak 50 persen itu sudah cukup,” kata dia.
Pahri yakin, potensi untuk mengembangkan energi matahari cukup besar. Sebab di negara ini hanya berlaku dua musim, hujan dan kemarau. Ini berbeda dengan negara-negara di Eropa. Karena itu, pihaknya meminta agar program ini segera direalisasikan. “Kita sudah melahirkan dua generasi mobil surya, kini saatnya melebarkan sayap. Kita berharap agar April mendatang program ini sudah bisa dimulai,” pungkas dia. [tam]

Tags: