DBD Naik, Dinkes Kota Probolinggo Lakukan Fogging

DBD Meningkat Dinkes Lakukan Fogging di rumah-rumah warga.

DBD Meningkat Dinkes Lakukan Fogging di rumah-rumah warga.

Kota Probolinggo, Bhirawa.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo melakukan pengasapan (fogging) massal di semua kelurahan. Fogging dilakukan menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang kian marak di musim hujan tahun 2016 ini. Dari data Dinkes, hingga kini sudah ada 500 an kasus DBD sejak Januari. Tambahan kasus banyak terjadi memasuki musim hujan. Sampai saat ini ada 500-an kasus. Hal ini diungkapkan Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinkes Kota Probolinggo, Mujahra, Senin (5/12).
Status endemis DBD kini merata di 29 kelurahan se-Kota Probolinggo. Padahal sebelumnya, jumlah kelurahan endemis berjumlah belasan saja. Kelurahan endemis merupakan kelurahan yang setiap tahun selalu ada warganya terserang DBD. Status di bawahnya adalah kelurahan sporadis. Yaitu kelurahan yang kadang ada warganya terserang DBD, kadang tidak.
Selain melakukan fogging, pihaknya juga akan memberikan edukasi pada warga akan bahaya penyakit DBD serta pencegahannya. Warga diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungannya. Menurut Mujahra, telur nyamuk berusia 6 bulan. Bila terkena air saat hujan, telur tersebut dapat menetas lagi menjadi jentik nyamuk.
Selain itu, Angka Bebas Jentik (ABJ) Kota Probolinggo juga belum beranjak naik dari angka 74 persen lebih pada triwulan pertama tahun 2016. Masih jauh dari standar pemerintah sebesar 95 persen.
Mujahra menyatakan, Dinkes akan terus berupaya menekan kasus DBD. Antara lain dengan membentuk juru pemantau jentik (jumantik) di 29 kelurahan se-Kota Probolinggo. Imbauan untuk melakukan 3M plus kepada masyarakat, juga terus dilakukan. “Selama ada kasus dan hasil penelitian epidemologis (PE) mendukung, kami akan melakukan fogging (pengasapan, Red). Tapi masyarakat tidak mau itu, maunya langsung fogging,” tandasnya.
Hingga akhir September 2015, jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo mencapai 430 orang. Dari jumlah tersebut, 4 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah ini meningkat separonya jika dibandingkan tahun 2014 yang hanya 216 orang penderita dengan 4 orang meninggal dunia.
Hal tersebut ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono. Menurutnya, setiap tahun ribuan orang meninggal karena DBD. Di mana DBD juga sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Penyakit ini bersifat musiman dan biasanya muncul pada musim hujan.
“DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius karena angka kesakitan DBD pada semua kelompok umur melebihi 20 per 100.000 penduduk. Masih tingginya angka kematian dan kesakitan DBD disebabkan karena ketidakpedulian masyarakat dalam menanggulangi DBD,” ungkapnya.
Mantan Kepala BPPKB Kabupaten Probolinggo ini menjelaskan, DBD merupakan penyakit yang disebabkan virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Demam Berdarah (Aedes Aegypti). Gejala demam DBD ditandai dengan panas tinggi mendadak selama 2 sampai 5 hari. Badan tampak lemah dan lesu serta timbul bintik-bintik merah. “Sering terasa nyeri di ulu hati,” terangnya.
“Gejala lanjut demam berdarah kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan) dan di bawah kulit. Kadang terjadi muntah atau berak-berak. Bila sudah parah, penderita gelisah, tangan dan kaki dingin serta berkeringat. Bila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan nilai hematokrit dan penurunan angka trombosit,” jelasnya.
Shodiq meminta jika masyarakat terkena penyakit DBD maka segera dilarikan ke rumah sakit atau Puskesmas. Sebab jika terlambat mendapat pengobatan medis, maka pasien itu akan mengalami syok pendarahan hebat. “Kami berharap bila warga mengalami demam selama tiga hari, maka cepat dibawa ke rumah sakit,” tambahnya. [wap]

Tags: