DBH Migas Meleset, Pemkab Bojonegoro Putar Otak

Dana Bagi Hasil MinyakBojonegoro, Bhirawa
Prediksi penerimaan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi (DBH Migas) yang turun, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro harus memutar otak. Sebab, jika hal itu berlangsung sampai akhir tahun, dipastikan banyak proyek yang tidak terdanai.
Berbagai skema alternatif tengah disiapkan, jika benar-benar defisit hingga Rp 600 miliar dari proyeksi DBH Migas di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016. Semua sumber pendanaan telah dimasukkan di P-APBD, termasuk dana Pemkab Bojonegoro yang gagal terbayar di tahun sebelumnya.
Namun masih ada kekurangan lebih dari Rp 250 miliar. “Kita sudah tidak mempunyai silpa lagi, karena telah dimasukkan pada pendanaan sebelumnya,” kata Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Pemkab Bojonegoro, Herry Sudjarwo, kemarin (4/9).
Kendati demikian, Pemkab tengah ketar-ketir. Sebab harga minyak mentah dunia yang masih di bawah $40 dollar per barel membuat penerimaan terancam meleset. Itu tidak sejalan dengan produksi Migas yang masih stabil dan kemungkinan sesuai target sampai akhir tahun. “Namun tingginya produksi tidak menolong, karena harga minyak mentah yang masih di kisaran $35 dollar/barel,” jelasnya.
Menurutnya, alternatif terburuk tengah kita siapkan di P-APBD, termasuk karena ada pemotongan anggaran besar-besaran dari Pusat. “Turunya minyak mentah tersebut. Belum diketahui Bojonegoro kena pemotongan sampai berapa,” ujarnya. [bas]

Tags: