Debat Capres Masih Kurang Mendalam

saat-debat-capres-10-trending-topic-dunia-dikuasai-indonesiaJakarta, Bhirawa
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Budi Susilo Soepandji menilai pembahasan pada debat calon presiden putaran ketiga dengan tema “Politik Internasional dan Ketahanan Nasional” pada Minggu (22/6) malam kurang mendalam.
“Secara keseluruhan bagus tetapi kurang gemuk bobotnya terutama bagi yang setiap hari membahas ketahanan nasional tahu benar bagaimana memperkaya masalah ini dikaitkan dengan ketahanan bangsa,” katanya menjawab Antara di Jakarta, Senin, tentang materi debat yang disampaikan capres Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
Menurut dia, masing-masing calon sudah memiliki konsep tentang ketahanan nasional namun karena keterbatasan waktu sehingga tidak memungkinkan untuk menjelaskan lebih mendalam.
Ia melihat pemaparan kedua calon presiden menyangkut aspek geografis seperti laut, ekonomi, sumber daya manusia, tenaga kerja Indonesia di luar negeri, cukup menarik dan mengalir dengan baik.
Namun, yang perlu dipahami ketahanan nasional tidak hanya soal ketahanan semata namun juga menyangkut aspek aspek ideologi, ekonomi, sosial politik budaya dan keamanan dengan memperhatikan sumber daya manusia dan alam.
Ia mencontohkan saat pembahasan tentang ancaman bangsa dari luar jangan hanya melihat garis batas wilayah antarnegara karena ada yang lebih besar yaitu penetrasi ideologi dari bangsa lain.
“Jangan hanya terpaku pada soal tapal batas, persoalan renegosiasi kontrak sumber daya alam dengan negara lain juga harus menjadi perhatian karena ini menyangkut hal strategis”, kata dia.
Ia mengatakan di Lemhannas pembahasan ketahanan nasional dilakukan secara komprehensif menyangkut aspek ketahanan bangsa meliputi ideologi, politik, sosial , ekonomi, budaya dan keamanan dengan memperhatikan sumber daya alam dan manusia. Karena itu jangan hanya terfokus pada pertahanan semata sebab ada negara yang tiba-tiba saja terpecah-pecah tanpa ada ancaman bom dan serangan dunia maya melainkan karena aspek politik sebagaimana terjadi pada Uni Syoviet, kata dia.
Gubernur Lemhannas melihat persoalan dalam negeri Indonesia yang menjadi ancaman ketahanan nasional adalah ketidakmerataan pembangunan.
Kemiskinan, kebodohan, tidak meratanya akses warga negara ke zona ekonomi yang lebih baik , ketimpangan pembangunan antara wilayah barat dan timur pada segi infrastruktur merupakan ancaman dalam struktur ketahanan nasional, kata dia.  Oleh sebab itu kedepan presiden terpilih sebaiknya memperhatikan soal pendidikan sumber daya manusia.
Ia menambahkan Lemhannas sebagai alat presiden untuk pendidikan kepemimpinan siap melahirkan sumber daya manusia unggul yang memiliki loyalitas dan memahami dengan baik masalah kebangsaan. [ant. ira]

Rate this article!
Tags: