Debit Air Sumur Warga Mulai Mengecil, Beli Air untuk Mandi

Penjual air bersih keliling di Desa Sawotratap, beberapa waktu ini menjual air bersih untuk memasak dan untuk dipakai mandi. [alikus/bhirawa.]

Sidoarjo, Bhirawa
Meski geografis Kabupaten Sidoarjo termasuk daerah rendah, yang gampang banjir saat musim hujan, tapi dalam musim kemarau ini, juga ada sebagian wilayah desa yang informasinya sudah mulai kering air di sumurnya.
Di Desa Sawotratap Kec Gedangan, ada informasi sudah ada rumah warga yang memanfaatkan air bersih yang dibeli dari tukang air keliling untuk keperluan mandi setiap harinya.
Menurut Rokim, tukang penjual air bersih keliling di desa itu, warga yang memanfaatkan air bersih untuk mandi, biasanya sehari beli sampai empat jerigen air ukuran 25 liter.
“Dulu saya jual satu jerigen ukuran 25 liter ini Rp2500. Kini saya jual jadi Rp3000,” kata Rokim, yang juga warga Desa Sawotratap itu, Sabtu (7/9) kemarin.
Menurut Rokim, masih banyak warga desa lainnya yang memakai air bersih dari Prigen Pasuruan itu untuk mandi. Tapi bukan dirinya yang menjual. Namun rekannya yang lain, sesama penjual air bersih keliling.
Warga di desa itu biasanya kebanyakan memakai air bersih dari Prigen itu untuk keperluan memasak saja. Sedangkan untuk keperluan mandi, biasanya masih memanfaatkan air dari sumur mereka.
Tetapi beberapa waktu ini sumur-sumur rumah warga debit airnya mulai mengecil. Ada beberapa warga yang mengaku harus pindah mandi ke rumah saudaranya, karena sumber air sumurnya debit mulai mengecil.
Masduki, salah satu warga di dusun Pager Sawotratap itu mengatakan sudah ada sekitar dua bulan ini dirinya harus beli air bersih yang dijual lewat penjual air keliling untuk keperluan mandi. Sehari bisa sampai lima jerigen besar.
“Biasanya air di sumur bisa disedot pakai pompa air pada malam hari. Biasanya hanya dapat sekitar dua bak,” kata pekerja di PT Maspion I itu.
Sementara informasi yang didapat dari warga di Desa Cemandi Kec Sedati, kondisinya hampir sama. Sumur-sumur milik warga dalam masa kemarau ini debitnya mulai banyak yang mengecil.
Menurut Kusmanto, salah satu warga di desa itu, bagi warga yang punya uang ada yang sudah membuat sumur bor. Namun bagi yang tidak mampu biasanya akan numpang mandi di rumah tetangga atau saudara.
Mulai mengecilnya debit air sumur warga itu, lanjut Kusmanto, diakui juga tak lepas karena sungai yang melintas di desanya mereka, aliran airnya juga tidak ada dari hulu.
Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Sidoarjo, sampai saat ini belum menerima permohonan dari warga untuk mengirim bantuan air bersih.
Sementara dari pihak PDAM Sidoarjo mengaku siap untuk mengirimkan bantuan air bersih, bagi wilayah yang saat ini sedang membutuhkan air bersih.
“Kami siap membantu, akan kami kondisikan,” ujar Humas PDAM Delta Tirta Sidoarjo, Yoyok Supriyanto.(kus)

Tags: