Debit Umbulan Susut Hingga 3.200 Liter Perdetik

-Para pegiat lingkungan, akademika dan lembaga pemerintah serta wartawan Pasuruan, memperingati Hari Air se-Dunia di sumber Air Umbulan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan saat tabur bunga di sumber air yang memiliki kualitas air terbaik di dunia, Selasa (22/3). [hilmi husein]

-Para pegiat lingkungan, akademika dan lembaga pemerintah serta wartawan Pasuruan, memperingati Hari Air se-Dunia di sumber Air Umbulan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan saat tabur bunga di sumber air yang memiliki kualitas air terbaik di dunia, Selasa (22/3). [hilmi husein]

Pengiat Lingkungan Minta Konservasi di Kawasan Pegunungan Bromo
Pasuruan, Bhirawa
Menyusutnya debit sumber air umbulan di Desa Winongan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan yang semakin mengecil membuat pegiat lingkungan prihatin.
Padahal, sumber air umbulan akan dimanfaatkan untuk mega proyek pengadaan air minum (PAM) lima daerah yakni Gresik, Surabaya, Siodarjo, Kota dan Kabupaten Pasuruan. Mega proyek PAM yang didanai APBN sekitar Rp2 triliun itu akan mengalirkan air sebanyak 4.000 liter/detik ke lima daerah.
Ahli Hidrologi dari Universitas Brawijaya Malang, Gunawan Wibosono menyampaikan berdasarkan hasil penelitiannya bersama Balai Besar Brantas wilayah Gembong-Pekalen, debit air umbulan hingga saat ini tinggal 3.200 liter/detik. Kondisi itu berbeda pada tahun 1990-an, dimana debit air umbulan sebanyak 6.000 liter/detik.
“Hasil penelitian serta analisa kami bersama Balai Besar Brantas wilayah Gembong-Pekalen, debit air umbulan tinggal 3.200 liter/detik. Penelitian itu kami teliti hingga Kamis (17/3/2016) kemarin,” ujar Gunawan Wibosono saat peringatan Hari Air se-Dunia bersama kalangan akademika dan instansi pemerintah serta wartawan Pasuruan di Sumber Air Umbulan, Pasuruan, Selasa (22/3).
Menurutnya, penangangan secara terpadu untuk mengembalikan debit air Umbulan, caranya dengan melakukan konservasi di daerah tangkapan air, yakni di kawasan pegunungan Bromo.
“Masalah ini harus ditanggulangi secara sistematik untuk mengembalikan debit air umbulan dengan debit seperti semula. Yakni melakukan konservasi di area dataran tinggi Gunung Bromo,” tegas Gunawan Wibosono.
Pegiat lingkungan lainnya, Solikin, menyatakan untuk mengatasi hal itu juga harus dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber-sumber air.
“Harus ada upaya penyadaran, termasuk juga semua elemen masyarakat harus terlibat. Utamanya masyarakat di pinggiran hutan. Pada tahun 1980-an saya sudah mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk selalu menjaga hutan, agar air tetap lestari,” tandas Solikin pegiat lingkungan yang juga sering meraih penghargaan tingkat nasional maupun  internasional.
Sementara itu, UPT Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) Gembong-Pekalen Jawa Timur, Esti Andayani mengakui bahwa sumber air Umbulan adalah sumber dengan kualitas air terbaik di dunia. Menurutnya, sumber mata air yang berada di Pasuruan ini kualitas airnya sama bersama sumber air di Perancis.
“Sumber mata air Umbulan, Pasuruan memiliki kualitas terbaik di dunia bersama Sumber air di Perancis. Hasil penelitian dan kajian di dapatkan dari Puslitbang Bandung. Makanya, anugerah in haruslah tetap dijaga agar tetap asri dan lestari,” jelas Esti Andayani. [hil]

Tags: