Dedikasikan Hidup Tak Terbatas Usia

Ratnaningsih

Ratnaningsih
Di usianya yang telah senja, Ratnaningsih menjadi cermin betapa pentingnya pendidikan untuk kehidupannya. Dia wanita berusia 72 tahun yang kini masih berstatus sebagai mahasiswa program doktoral ilmu sosial dan politik Universitas Airlangga (Unair).
Perempuan yang berprofesi sebagai dosen vokasi Universitas Airlangga itu mengambil peminatan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. “Keinginan saya untuk menyelesaikan studi masih sangat tinggi. Saya ingin memperlihatkan anak-anak zaman sekarang bahwa untuk mendapatkan ilmu itu tidak memandang usia. Asal ada niat untuk memperbaiki kualitas diri” ungkap wanita yang menjadi penasihat Ikatan Pustaka Indonesia (IPI) tersebut.
Ratnaningsih cukup lama bergelut dengan profesi pustakawan ini. Dia menuturkan, keputusannya dalam mengambil gelar Doktoral merupakan bentuk nekatnya untuk memproklamirkan profesi pustakawan yang disematnya.
“Saya tidak mau menjadi pustakawan yang hanya bertugas dalam melayani saja. Saya harus keluar dari zona nyaman. Jadi dosen, jadi pembicara, dan tetap menempuh pendidikan, itu yang ingin saya lakukan” papar Ratnaningsih.
Kalau nyaman dengan apa yang dilakukan, lanjut Ratna, pekerjaan apapun akan lebih mudah. Karena ratna selalu berpikir positif terhadap sebuah hal. Pustakawan berprestasi tingkat Nasional tahun 1993 ini juga mengungkapkan, menjadi pustakawan yang profesional harus benar-benar menunjukkan kualitas dirinya. “Kalau kita hanya menjadi objek saja, mereka tidak akan berkembang” tandasnya.
Diakui Kepala Perpustakaan Unair tahun 1998 ini, pencapaian terbesarnya dalam kehidupannya adalah melayani pengunjung dengan sepenuh hati. Meskipun ia tak ikut melakukan aktifitas didalamnya, namun dirinya merasakan kepuasan.
“Saya mengambil Library Medical di Australia. Saya bantu khusus perpustakaan kedokteran pada waktu itu. Saya bantu apa yang calon dokter atau dokter ini butuhkan dalam mencari buku. Meskipun kita tidak ikut ‘okrek-okrek’, tapi kita berkontribusi untuk kesembuhan pasien,” cerita Ratna mengingat masa mudanya.
Ditanya terkait dirinya lelah atau tidak menjadi seorang pustakawan, Ratna memberikan jawaban yang cukup mengharukan. Ia berucap jika selama hidupnya ia masih dibutuhkan oleh Perpustakaan, ia akan terus mengabdi dengan profesinya.
“Selama saya masih bernafas, saya tidak akan berhenti. Jika Perpustakaan masih membutuhkan saya, saya akan terus mengabdi. Karena bentuk kepuasan dalam diri saya adalah menolong orang yang membutuhkan informasi literasi” Pungkasnya.
Wanita kelahiran Mojokerto 29 Mei 1946 ini juga membeberkan kesuksesan dirinya selama ini. Ia menceritakan jika masa mudanya hingga saat ini, telah berkali-kali menjadi ketua pustakawan maupun pembina pustaka yang tak lepas dari pedoman hidupnya. Yaitu Kerja keras, disiplin, dan berkomitmen. Selain itu, ia juga menuturkan jika selama menjadi pemimpin pihaknya selalu memanusiakan karyawannya.
“Selama saya menjadi ketua dulu, saya tidak pernah menganggap karyawan saya berbeda dengan saya. Saya manusiakan mereka, saya rangkul mereka. Hingga saat ini pun hubungan saya dengan mereka sangat baik” Beber Ratna. [ina]

Rate this article!
Tags: