Dekesda Membedah Potensi Sastra Sidoarjo

Iffa Soraiyya pendiri Bait Kata sedang membacakan puisi, untuk membangkitkan Sastrawan Sidoarjo. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Kabupaten Sidoarjo ternyata memiliki banyak potensi sastra yang luar biasa. Terbukti pada Selasa (12/1) hari ini akan dikupas habis – habisan dan dibedah Dekesda (Dewan Kesenian Sidoarjo). Bagaimana potensi kesusastraannya ? Apa kendala pengembangan potensi sastra Sidoarjo ? Tema – tema kultural apa yang menarik untuk digarap sastrawan Sidoarjo ?
“Bagaimana membahas latar geografis Sidoarjo dalam karya sastra, serta bagaimanakah karya sastra yang selaras dengan karakteristik Sidoarjo,” ungkap Ketua Komite Sastra Dekesda, Ribut Wijoto, pada Senin (11/1) kemarin.
Menurutnya, beragam pertanyaan itu bakal coba dibahas dalam acara Temu Sastra Sidoarjo. Acara digelar di Aula Sidoarjo Art Center, pukul 14.00 – 16.00 WIB. Selain diskusi, acara juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi dan musikalisasi puisi.
“Temu Sastra Sidoarjo ini merupakan acara rutin Komite Sastra. Digelar sebulan sekali. Mumpung Januari, masih awal tahun, kami mengunggah diskusi dengan tema ‘potensi sastra Sidoarjo’. Hasil diskusi bakal kami jadikan acuan untuk menyusun pogram-pogram selama setahun ke depan,” tutur Ribut Wijoto.
Agar bisa menghasilkan gambaran kesusastraan Sidoarjo yang lebih kompleks, Komite Sastra mengundang empat narasumber yang memang berkompeten. Narasumber yang dalam beberapa tahun terakhir telah berjibaku dalam pengembangan kesusastraan di Tanah Delta. ”Keempat narasumber adalah Ferdi Afrar, Iffa Surariyya, Novi Larasati, dan Wina Bojonegoro. Mereka akan dipandu oleh moderator Riska Amalia,” jelasnya.
Ribut menjelaskan, Ferdi Afrar adalah pendiri Komunitas Malam Puisi Sidoarjo. Sebuah komunitas yang paling getol menyelenggarakan kegiatan sastra dari kafe ke kafe. Sedangkan Iffa Suraiyya pendiri sekaligus pemilik Bait Kata Library. Sastrawan nasional sudah biasa mengisi acara di Bait Kata, termasuk maestro penyair Afrizal Malna. Dan Novi Larasati, Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Sidoarjo.
Mereka masih muda. Tetapi memiliki visi jauh ke depan. Dan, banyak terobosan yang telah dilakukan untuk merangsang proses kreatif anggota FLP,” urainya.
Sedangkan Wina Bojonegoro, menurut Ribut, sebagai sosok pribadi yang unik. ”Mbak Wina ini unik. Dia lahir di Bonegoro, ber-KTP Surabaya, tinggal di Pasuruan, dan memiliki kantor penerbitan di Sidoarjo. Lepas dari keunikannya, Mbak Wina bertahun-tahun telah berjuang dalam pengembangan kesusastraan di Sidoarjo. Saat ini pun, murid penulisan kreatifnya juga banyak yang berasal dari Sidoarjo,” jelas Ribut.
Acara diskusi bakal dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh penyair Fathur Rahman, Putra Wahyu, dan Ajeng Lintang. Juga diisi musikalisasi puisi oleh Komunitas Dapur E-Kreasi (ATK – T Gedhek) yang merupakan kolaborasi mahasiswa STKIP PGRI Sidoarjo dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). [ach]

Tags: