Dekesda Siap Majukan Seni dan Budaya bila Diberikan Kepercayaan

Kadikbud Sidoarjo, M. Asrofi, didampingi pengurus Dekesda, memukul gong dimulainya Raker Dewan Kesenian Sidoarjo. [alikus]

Sidoarjo, Bhirawa
Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) sangat mengharapkan agar Bupati Sidoarjo terpilih seyogjanya melibatkan kelompok seniman dan budayawan di Kota Delta Sidoarjo, dalam setiap pembahasan Rencana Strategis (Renstra) pembangunan daerah.
Karena menurut Ketua Dekesda, Ali Aspandi, dalam Renstra Kab Sidoarjo selama ini, pembangunan dan pengembangan bidang seni dan budaya di Kab Sidoarjo tidak maksimal.
Malah bisa dibilang tidak jelas. Karena, tidak jelas program apa untuk keberpihakan memajukan dan mengembangkan dunia seni budaya di daerah ini selama bertahun – tahun.
Raker yang digelar hingga Sabtu (24/10) lalu, dihadiri sejumlah komunitas seni budaya yang sudah bergabung dengan Dekesda. Ada lima point fokus dalam Raker, diantaranya merumuskan sikap Dekesda terhadap kebijakan Pemkab Sidoarjo dalam strategi pembangunan kemajuan seni budaya di Sidoarjo.
Salah satu langkah dari Pemkab Sidoarjo yang termasuk dalam keberpihakan Pemkab Sidoarjo ada bidang seni dan budaya, menurut Ketua Dekesda periode 2017-2022 itu, adalah bisa terwujudnya infrastruktur gedung budaya.
Yang ironis, meski Kota Delta ini besaran APBD nya luar biasa di Provinsi Jawa Timur atau nomor dua setelah Kota Metropolis Surabaya, namun hingga kini tidak ada fasilitas itu.
Ali menegaskan, karena adanya infrastruktur seni budaya itu akan bisa bermanfaat bagi puluhan komunitas seni budaya di Sidoarjo untuk berkiprah, untuk berkarya memamerkan hasil karya adi luhungnya kepada publik. Lewat kegiatan pameran dan pementasan budaya maka akan bisa melestarikan maupun mengembangkan bidang seni budaya.
“Jangankan sarana gedung budaya, tempat sekretariat bagi komunitas seni dan budaya Sidoarjo untuk koordinasi pengembangan budaya saja tidak ada,” kata Ali, saat ditemui dalam Raker Dekesda tahun 2020, di Fave Hotel Sidoarjo, Jumat (23/10) lalu.
Meskipun diakui, belum lama ini Dekesda mendapat perhatian meski hanya bersifat pinjam pakai untuk menempati eks bangunan SDN I Celep Kec Sidoarjo yang selama ini tidak dipergunakan. Pemkab masih belum serius terhadap prioritas pembangunan seni budaya di Sidoarjo, karena dari sisi pendapatan daerah masih merasa bidang pembangunan seni budaya dianggap masih belum mampu menyumbangkan bagi pendapatan daerah yang significant.
“Kepengurusan Dekesda saat ini akan siap, kalau memang kami diberikan kepercayaan dan dukungan. Bidang seni budaya apabila dikelola secara profesional juga bisa mendatangkan rupiah untuk pendapatan daerah dan menumbuhkan sektor ekonomi bagi masyarakat. Seperti di Kab Banyuwangi dan Kab Jember. Kegiatan tahunan seni budaya di daerah itu kini tidak hanya dikenal di tingkat Nasional saja, tapi juga sudah sampai tingkat Internasional,” kata seniman lukis itu.
Di Kab Sidoarjo, menurut Ali, ada sampai 50 komunitas seni budaya yang ada. Sejumlah komunitas seni budaya di Sidoarjo, seperti komunitas lukis, patung, fotographi, sinematographi, fashion, musik, dan masih banyak lagi. Di dalam kepengurusannya saat ini, komunitas yang sudah berhasil dirangkul secara bertahap masuk dalam Dekesda ada kurang lebih 15 komunitas.
Komunitas seni dan budaya, harus dirangkul, diberdayakan dan dibangun, karena di dalam kehidupan bermasyarakat pasti ada unsur seni dan budaya. [kus]

Tags: