Deklarasi Pilpres Ceria, Mahfud MD Minta Hentikan Caci Maki

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf, Mahfud MD, Ustad Yusuf Mansur dan Faisal Basri saat Deklarasi #2019PilpresCeria di Garden Palace Hotel Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengimbau masyarakat untuk menghentikan caci maki jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Imbauan ini dilontarkannya agar situasi damai tetap terjaga dan masyarakat tidak resah.
“Imbauan ini saya disampaikan menyikapi banyaknya sikap dan perilaku masyarakat yang gemar mencemooh kelompok masyarakat lain. Hanya karena berseberangan dukungan politik,” ujar Mahfud saat Deklarasi #2019PilpresCeria, di Garden Palace Hotel, Surabaya, Senin (17/8).
Menurutnya, pilpres hanya berlangsung lima tahun sekali. Sehingga, sangat disayangkan ketika harus diisi dengan hujatan, cacian, makian dan ujaran-ujaran kebencian lainnya. “Mari gunakan Pemilu dengan senang hati. Jangan hanya karena dukung-mendukung lalu muncul perpecahan di masyarakat. Sangat disayangkan kalau itu harus terjadi,” kata pria namanya sempat mencuat sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Joko Widodo ini.
Sebaliknya, dirinya mendorong pada masyarakat untuk membuat neraca perbandingan. Neraca ini digunakan untuk mengukur pasangan calon presiden mana yang tingkat kebaikannya paling tinggi. Sebab, jika ingin menemukan pemimpin yang sempurna dan tidak ada keburukan sama sekali, dipastikan tidak ada. Pihaknya sendiri juga akan menggunakan neraca perbandingan itu untuk memilih presiden.
“Jangan golput. Golput itu untungkan kaum penjahat. Memilih atau tidak, Pemilu tetap berjalan. Makanya, mari memilih dengan cerdas. Kita punya waktu sekitar tujuh bulan untuk menentukan pilihan,” ujarnya.
Tokoh kelahiran Sampang, Madura, Jatim ini mengungkapkan, bahwa di dunia ini tidak ada satupun sistem pemerintahan yang baik. Bahkan demokrasi bukan merupakan sistem yang baik. Namun, dari sekian banyak sistem, demokrasi merupakan sistem yang keburukannya paling sedikit. Misalnya, oligarki, tirani dan beberapa sistem lainnya.
“Dalam demokrasi, kita berkesempatan memilih pemimpin. Dan harus ada pemimpin. Yang dipertaruhkan dalam Pemilu adalah Indonesia. Mari pilih pemimpin yang tingkat keburukannya paling sedikit,” pungkasnya.
Sementara itu, Ustadz Yusuf Mansur yang turut menghadiri acara Deklarasi #2019PilpresCeria bersama Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Mahfud MD dan Faisal Basri mengaku, hingga saat ini belum menentukan pilihannya di Pilpres 2019. Dirinya berada di tengah-tengah.
“Saya bukan plin-plan atau tak punya pilihan. Saya bilang, saya berada di tengah-tengah. Ini agar bisa ke kanan maupun ke kiri, bisa berkomunikasi dan memberi masukan serta nasihat,” ujar pendiri PayTren.
Jika ada sejumlah pelanggan aplikasi PayTren yang pergi karena sikap politiknya, Ustad Yusuf Mansur meminta maaf. “Saya minta maaf jika memang salah dan yang penting saya mengoreksi diri. Saya juga percaya rezeki telah diatur Allah, bukan manusia. Dan, jika kehilangan seorang pelanggan, maka saya yakin akan datang 1.000 pelanggan lain,” ungkapnya. [iib]

Tags: