Delapan Bulan, SDN 8 Curahtatal Tanpa Guru

Sebagian siswa Filial Kerpang SDN 8 Curahtatal Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo belajar dikelas tanpa guru, Jumat (9/8). [sawawi]

Akses Terpencil, Empat Guru Honorer Minta Diangkat Jadi PNS
Situbondo, Bhirawa
Merasa tak kunjung diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sedikitnya empat guru honorer yang mengajar di Filial Kerpang SDN 8 Cutahtatal Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo nekat meninggalkan 50 siswa-siswinya tanpa pendampingan dalam proses KBM (kegiatan belajar mengajar) selama kurang lebih 8 bulan lamanya. Akibatnya sebanyak 50 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 di SD setempat terlantar tidak bisa bersekolah seperti SD pada umumnya.
Informasi Bhirawa menyebutkan, selama 8 bulan terakhir sebanyak 50 siswa terpaksa harus belajar sendiri di rumah. Namun sesekali siswa disana mendatangi sekolah hanya untuk membersihkan sekolah sembari menunggu guru pengajar datang. Namun meski tak ada guru pendidik, semangat belajar puluhan siswa yang berada di dusun terisolir ini tak kalah dengan siswa yang ada di perkotaan. “Saya tetap semangat untuk belajar meski tidak ada guru,” aku salah satu siswa kemarin.
Menyikapi temuan memprihatinkan tersebut membuat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kabupaten Situbondo Dr Fathor Rakhman MPd dengan didampingi Kabid PTK (pembinaan Tenaga kependidikan) Hj Siti Aisah dan Kabid Pendidikan Dasar Sukarnadi langsung turun ke lokasi Sabtu (10/8). Tak ketinggalan, Ketua Komisi IV DPRD Situbondo Janur Sastra Ananda bersama Camat Arjasa Sudarto dan Kades Curah Tatal Arfiatin ikut serta turun ke lokasi. “Beberapa guru honorer dan sebagian perangkat desa Curah Tatal juga ikut meninjau langsung ke lokasi SDN 8 Curah Tatal,” aku Fathor.
Fathor secara tegas berjanji akan memperbaiki sekolah agar proses belajar mengajar kembali normal. Termasuk diantaranya, ujar Fathor, honor guru akan dinaikkan.
“Kami berencana akan membangun rumah dinas bagi guru honorer yang mengajar di SDN ini,” janji Fathor Rakhman.
Masih kata Fathor Rakhman, kini pihaknya mengaku prihatin setelah melihat langsung kondisi sekolah termasuk kondisi sejumlah sarana dan guru yang ada di SDN Filial Kerpang tersebut. Setelah turun ke ke lokasi, Fathor mengakui banyak faktor yang menjadi kendala, satu diantaranya medan jalan yang sulit sehingga sulit untuk sampai ke lokasi sekolah.
“Akses jalannya berbatu dan berdebu serta banyak jalan yang menanjak dan curam,” pungkas mantan Staf Ahli Bupati itu.

Guru Honorer Akan Segera Diberi Insentif Khusus
Usai dikunjungi Kadispendikbud Kabupaten Situbondo Dr Fathor Rakhman bersama rombongan, ada secercah harapan nasib guru honorer dan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN 8 Curahtatal akan kembali bergairah. Ini setelah sebelumnya 50 siswa tidak mendapatkan pendidikan yang layak karena tidak diimbangi dengan guru pendidik yang memadai sehingga meninggalkan siswanya. Para guru honorer minta segera diangkat menjadi guru PNS karena gaji selama ini sangat minim. Selain itu guru honorer tak bisa memenuhi kebutuhan untuk keperluan guru karena gajinya tak sebanding, termasuk untuk membeli BBM dan untuk kebutuhan keluarga.
Selama ini, sebagai guru honorer hanya digaji sekitar Rp 200 ribu/bulan. Honor sebesar itu tak sebanding dengan medan yang ditempuh untuk mencapai sekolah filial Kerpang, yang notabene berada di balik bukit dan akses jalan yang ekstrim serta sangat berbahaya karena berada di bibir pegunungan. Termasuk faktor lamanya diangkat menjadi PNS, merupakan salah satu penyebab keempat guru honorer itu memilih berhenti mengajar. “Ya sepertinya guru honorer meninggalkan siswa meski semangatnya untuk belajar sangat tinggi,” ujar salah satu wali murid.
Kepala Korwil Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Arjasa HM Said mengaku sudah diperintah Kadispendikbud Kabupaten Situbondo turun ke lokasi untuk melihat kondisi SDN 8 Curahtatal sebenarnya. Adanya informasi selama 8 bulan sebanyak 50 siswa SDN 8 Curahtatal ditinggalkan guru pengajar membuat HM Said langsung turun ke lokasi. “Soal temuan itu (50 siswa tanpa guru), saya sudah dipanggil pak Kadispendikbud,” aku HM Said.
Sementara itu Kadispendik Kabupaten Situbondo, Fathor Rakhman, menandaskan kejadian itu dipicu salah satunya belum adanya pendelegasian tugas mengajar secara merata. Oleh karena itu, lanjut Fathor, dalam waktu dekat ini akan ada pendelegasian tugas sesuai dengan azas pemerataan. “Dari data yang ada di Dispendik Kabupaten Situbondo di SDN 8 Curahtatal ada 9 guru tidak tetap dan ada 3 guru PNS dan 1 orang Kasek PNS. “Nanti kedepan kami akan membuat tugas secara merata,” ujar Fathor.
Seharusnya, lanjut Fathor, guru PNS di SDN terpencil ini dapat membagi tugas, sehingga proses belajar mengajar tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya. Fathor menegaskan, ia bersama Ketua Komisi IV dan Muspika Kecamatan Arjasa akan berusaha secepat mungkin untuk mengatasi sarana yang belum memadai di sekolah ini. “Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar kembali,” kupas Fathor lagi.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Situbondo Janur Sastra Ananda mengatakan, sekolah tersebut seharusnya sudah dijadikan sekolah induk penuh bukan lagi sebagai sekolah filial. Ini mengingat, terang Janur, kelasnya sudah terisi dan sudah menghasikan kelulusan. “Menurut saya SDN 8 filial Curah Tatal ini sudah layak menjadi sekolah induk. Untuk itu kami akan meminta kepada Dispendikbud untuk mendata guru honorer yang mengajar di daerah terpencil. Nanti kami akan berusaha memberi insentif khusus bagi para guru honorer tersebut,” pungkas politisi Partai Demokrat itu. [awi]

Tags: