Delapan Desa Terendam Banjir di Kab.Blitar

Kondisi banjir di Desa Pakisrejo yang ketinggian air mencapai 50 cm. [Hartono/Bhirawa]

Kondisi banjir di Desa Pakisrejo yang ketinggian air mencapai 50 cm. [Hartono/Bhirawa]

Kabupaten Blitar, Bhirawa
Hujan deras yang melanda wilayah Blitar pada Senin malam (11/4) kemarin, mengakibatkan delapan Desa di 2 Kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar terendam banjir. Bahkan Banjir juga menyebabkan air masuk ke dalam rumah-rumah warga, hingga setinggi sekitar 30 centimeter sampai  Selasa (12/4) kemarin air belum juga surut dan masih setingi lutut orang dewasa, namun warga tidak mau mengungsi dan memilih bertahan di rumahnya.
Tak hanya itu, banjir ini juga mengenangi jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Tulungagung, hingga setinggi setengah meter. Salah-satu warga mengaku, banjir ini dikarenakan hujan deras yang terjadi selama 4 hari terus menerus, sehingga air Sungai Togokan yang bermuara di sungai Brantas meluap. “Banjir terjadi sejak Senin dini hari hingga sekarang mas. Sehingga kami dan juga warga yang lain,  membersihkan rumahnya masing-masing,”ujar Moh Makhrus.
Sementara itu Nur Khamim, Kepala Desa Karangayam mengatakan, sedikitnya ada 8 Desa di 2 Kecamatan yang terendam banjir. “Dua kecamatan yang terendam banjir, yakni Kecamatan Srengat meliputi Desa Karanggayam, Pakisrejo, Krejen dan Purwokerto. Sedangkan di Kecamatan Wonodadi meliputi Desa Kunir, Gandekan,Kolomayan dan Twangrejo,” kata Nur Khammim, Kades Karangayam.
Desa  Pakisrejo di Kecamatan Srengat menjadi wilayah paling parah di Kabupaten Blitar yang terkena bencana banjir. Jika di daerah lain banjir mencapai ketinggian 30 Cm, di Desa Pakisrejo ketinggian air mencapai 50 Cm. Di Desa Pakisrejo sendiri banjir menyebabkan 100 hektar lahan pertanian serta 200 lebih rumah warga Desa Pakisrejo terendam banjir.
Akibatnya, kegiatan ekonomi warga berhenti untuk sementara waktu. Tak hanya itu, sekolah juga diliburkan karena air masuk ke dalam sekolah dan meluber hingga ruang kelas. Di Desa Pakisrejo sendiri ada 2 SD dan 2 TK yang kegiatan belajar mengajarnya terpaksa dihentikan.
Kepala Desa Pakisrejo, Aneg Sunggoro mengatakan, banjir yang terjadi kali ini disebabkan oleh hujan lebat yang menyebabkan air sungai meluap. Banjir kali ini menurutnya merupakan  banjir terparah yang pernah terjadi di Desanya. “Penyebab banjir menurut saya adalah karena sungai itu kurang dalam, jadi ada pendangkalan dan air meluap karena sungai tidak lagi kuat menampung,” kata Aneg.
Menurut Aneg, dari bencana ini yang paling banyak merugi adalah para peternak ikan karena ikan mereka hilang terseret arus banjir. Begitu pula dengan petani juga banyak yang gagal panen karena sawah dan lading mereka terendam banjir. “Tanaman yang mati total adalah palawija, padi, tomat dan papaya,” imbuhnya.
Sementara terjadinya bencana banjir ini, belum ada bantuan dan upaya evakuasi dari BPBD Kabupaten Blitar. warga pun masih memilih bertahan di rumahnya. “Saat ini kami belum dapat bantuan, tapi saya sudah berkordinasi dengan Polsek Srengat untuk memantau situasi,” pungkasnya. [htn]

Tags: