Demam Berdarah Hantui Warga Kab.Probolinggo

Dinas kesehatan kota Probolinggo lakukan fogging.

Dinas kesehatan kota Probolinggo lakukan fogging.

Probolinggo, Bhirawa
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menghantui warga di Kabupaten Probolinggo. Dalam tiga bulan terakhir sudah empat puluh delapan warga positif DBD yang dirawat intensif di RSUD Waluyo Jati, Kota Kraksaan.
Berdasarkan data hingga Selasa (12/1), jumlah pasien yang masuk dan dirawat sudah mencapai 7 orang, sedangkan pada bulan November ada 22 orang serta pada bulan Desember ada 19 orang, Totalnya hingga saat ini RSUD Waluyo Jati sudah merawat sekitar empat puluh delapan orang penderita DBD mayoritas merupakan anak-anak. Hal ini diungkapkan Kabid Pelayanan RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Dyah Kuncarawati, Rabu (13/1).
Sejak kasus DBD yang menyerang warga terjadi sejak awal November tahun lalu, tren kenaikan penderita DBD di yang dirawat di RSUD Waluyo Jati nyaris tidak ada perubahan alias flat. Ia menyampaikan, rata-rata per bulan ada sekitar dua puluh dua kasus yang masuk dan dirawat pada saat musim penghujan seperti saat ini.
Namun, jumlah kasus itu bukan data yang absolut karena hingga saat ini pasien terus bertambah dan tidak bisa diprediksi jumlahnya. Apalagi pasien dari daerah endemik penyebaran DBD seperti Kecamatan Paiton, Kraksaan, dan Dringu yang merupakan daerah dengan pemukiman yang padat. “Siklus lima tahunan yang dimulai sejak Desember lalu. Saya yakin pasien DBD bukan hanya disini (RSUD) Waluyo Jati saja,” kata Mantan Kabid P2PL pada Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.
Dyah menambahkan, mulai berjatuhannya korban akibat gigitan nyamuk AedesAegypti yang merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.”Ini merupakan siklus lima tahunan yang puncaknya dimulai sejak Desember 2015 lalu.
Sementara itu, Sulastri (40) ibu dari Dani (8) salah seorang anak penderita DBD asal desa Bago, Kecamatan Besuk, mengaku jika anaknya dirawat di rumah sakit sejak seminggu yang lalu. Awalnya kata Sulastri, anaknya mengalami demam yang tak kunjung turun sehingga olehnya langsung dilarikan ke rumah sakit.
“Saya tidak menyangka jika kena DBD, Padahal rumah saya selalu bersih. Saya heran anak saya terjangkit DBD. Kalau tetangga saya dan keponakan saya memang ada yang terserang DBD ini, mungkin anak saya ketularan,” tukas Sulastri, saat ditemui diruang perawatan Waluyo Jati, Kraksaan, Rabu (13/1).
Musim penghujan terus menerus, dibarengi meningkatnya warga terkena demam berdarah hingga menyebabkan korban jiwa. Dengan kejadian ini, membuat dinas kesehatan Kota Probolinggo melakukan pengasapan atau fogging di rumah-rumah warga.
Petugas fogging dari Dinas Kesehatan Kota Probolinggo melakukan pengasapan atau fogging di daerah-daerah endemi penyakit demam berdarah. Salah satunya daerah endemi demam berdarah, di Kelurahan Mayangan, kecamatan Mayangan, Kota probolinggo. Satu persatu rumah warga disemprot atau difogging.
Pengasapan mulai dari luar rumah, seperti kandang ayam, kandang sapi, kambing maupun sangkar-sangkar burung yang berada ditempat yang lembab.
Tak hanya di luar rumah, fogging juga dilakukan di dalam rumah, hingga semua saluran air, got atau kamar mandi tak luput dari penyemprotan petugas. Ditempat-tempat lembab itulah, biasanya nyamuk jenis aedes aegeypti bersarang, hingga akhirnya bertelur dan menjadi jentik nyamuk.
Menurut Mujahra, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kota Probolinggo, pihaknya tak mau kecolongan warganya terkena demam berdarah. Pada akhir bulan Januari ini saja, sudah ada 12 pasien demam berdarah yang menjalani rawat inap di RSUD dr Mohamad Saleh.
Pihak Dinas Kesehatan mengimbau warga untuk melakukan gerakan 3M, menutup, menguras dan mengubur barang bekas yang tergenang air, supaya tidak dijadikan sarang nyamuk. [wap]

Tags: