Demam Chikungunya Mewabah di Kelurahan Kapas Kabupaten Nganjuk

Petugas Dinas Kesehatan melakukan pengasapan setelah 50 orang lebih warga Lingkungan Pesantren Kelurahan kapas terjangkit chikungunya.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Lambatnya Pemkab Nganjuk dalam merespon laporan warga, mengakibatkan sedikitnya 50 warga Kelurahan Kapas Kecamatan Sukomoro, diduga terserang penyakit chikungunya. Umumnya, mereka mengalami demam, nyeri sendi secara mendadak di sekujur tubuh.
Nur Husein (50) mengatakan, sedikitnya ada 50 warga yang terjangkit virus chikungunya, dalam dua pekan terakhir. Rata-rata yang kini terjangkit virus chikungunya adalah warga Lingkungan Pesantren Kelurahan Kapas. “Sudah 50 orang warga Lingkungan Pesantren yang sakit chikungunya, termasuk istri, tiga anak saya dan saya sendiri,” kata Nur Husein ketika ditanya Bhirawa.
Menurutnya, warga yang terjangkit sudah mendapatkan perawatan kesehatan di klinik maupun di rumah sakit terdekat. “Sudah dibawa ke klinik. sebagian dibawa ke Puskesmas Sukomoro dan rumah sakit. Mereka positif chikungunya,” ujar Nur Husein.
Nur Husein juga mengatakan, seluruh anggota keluarganya sejak dua pekan lalu menderita chikungunya secara bergantian. Gejalanya, dikatakan Nur Husein, diawali demam tinggi. Kemudian nyeri sendi, otot dan tulang dan mengalami pembengkakan, kemerahan dan kaku pada sendi. Selama bulan Januari, rata-rata setiap kepala keluarga di Lingkungan Pesantren pernah terserang virus chikungunya. “Beruntung, saya dan keluarga saya selama diserang chikungunya tidak sampai mengalami kelumpuhan,” tutur Nur Husein.
Seperti halnya yang dialami keluarga Samidi, dalam keluarganya ada empat orang yang terserang chikungunya. Demikian juga dengan puluhan kepala keluarga yang lain juga mengalami penyakit yang sama. Namun demikian saat awal demam chikungunya menjangkit di Lingkungan Pesantren, aparat setempat tidak begitu menannggapi laporan warga.
Baru setelah puluhan kepala keluarga terjangkit demam chikungunya, baru dilakukan pengasapan dari Dinas Kesehatan Pemkab Nganjuk. Selasa (22/1) pagi seluruh Lingkungan Pesantren Kelurahan Kapas dilakukan pengasapan. Seluruh rumah warga dan pekarangan serta selokan di depan pemukiman diasapi untuk mematikan nyamuk nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus pembawa virus chikungunya.
Sulami yang juga warga Lingkungan Pesantren Kelurahan Kapas mengaku lega setelah pemukimannya dilakukan pengasapan. Karena tetangga kakan kirinya semua sudah terserang penyakit chikungunya. Sulami yang punya dua anak itu juga sempat khawatir saat hampir seluruh kampungnya mengalami sakit chikungunya. “Keluarga saya belum ada yang terkena sakit chikungunya. Tapi kalo tidak segera ditangkal lama-lama keluarag juga terkena chikungunya,” kata Sulami.
Sekedar diketahui, pemahaman masyarakat terkait virus chikungunya sering kali bias dengan gejala penyakit virus dengue atau demam berdarah (DBD). Disamping disebabkan oleh nyamuk yang sama, keduanya juga menunjukkan tanda-tanda yang mirip, yakni selalu disertai dengan demam, sakit kepala, dan mual-mual. Kondisi lingkungan pada musim penghujan sangat mendukung perkembangan nyamuk aedes aegypti ini kian pesat. (ris)

Tags: