Demo Kenaikan BBM, Mahasiswa Sweeping Ruang FPDIP Jatim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Jatim menggeledah ruangan FPDIP DPRD Jatim, Selasa (18/11). Aksi ini mereka lakukan sebagai bentuk penolakan  kenaikan harga BBM bersubsidi.
Salah seorang demonstran, Nurhakim  mengatakan kedatangannya ke gedung dewan untuk meminta kepada wakil rakyat menolak kenaikan harga BBM. Apalagi PDIP yang sebelumnya getol menolak kenaikan BBM, tapi kenyataannya justru menyengsarakan rakyat karena keputusannya yang tetap menaikkan harga BBM.
“Kami juga menggeledah ruangan FPDIP, sayangnya  di dalamnya tidak ada satupun anggota dewan. Jujur kami sangat kecewa dengan PDIP karena dulu di era pemerintahan SBY mereka barisan pertama yang berteriak menolak, tapi kini di saat mereka berkuasa malah menaikkan BBM,” katanya, Selasa (18/11) di Gedung DPRD Jatim Jl Indrapura Surabaya.
Pihaknya mengaku sangat kecewa dengan ketidakberadaan para anggota dewan tersebut, mengingat dewan merupakan wakil rakyat.   “Kami sangat kecewa dengan kekosongan ruangan anggota dewan ini. Terlebih kami mendapatkan laporan kalau anggota dewan tersebut sedang keluar kota untuk kunjungan kerja,” katanya.
Ia mengatakan, terkait alasan pemerintah menaikkan BBM untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak tepat sasaran. Karenanya, pihaknya menilai  pemerintah tidak mementingkan kesejahteraan rakyat karena bukan infrastruktur yang dibutuhkan oleh rakyat saat ini.
Selain melakukan penggeledahan ruangan, demonstran juga berencana menduduki kantor dewan supaya orasi yang dilakukan itu didengarkan oleh wakil rakyat.   “Kami akan menduduki kantor ini. Karena kantor ini merupakan milik rakyat dan sekali lagi kami kecewa dengan ketidakberadaan para wakil rakyat tersebut,” katanya.
Selain menggeledah ruangan anggota dewan, para demonstran ini melakukan orasi di depan kantor Dewan Jatim yang intinya menolak kenaikan harga BBM.  Petugas kepolisian dari Polrestabes Surabaya juga tampak berjaga di depan gedung dan mengawal penuh jalannya demo mahasiswa ini.
Sementara itu demo menolak kenaikan BBM bersubsidi terus terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Tak terkecuali di Jatim, termasuk Surabaya. Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di kantor Pertamina Jalan Jagir Surabaya berujung bentrok, Selasa (18/11). Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia) Surabaya terlibat adu fisik dengan anggota polisi serta sekuriti Pertamina. Akibatnya, beberapa mahasiswa luka-luka.
“Kenaikan harga BBM bukan solusi. Pemerintah harus punya solusi lain. Sebab, kenaikan BBM justru akan menyengsarakan masyarakat kecil.” kata Ketua PMII Surabaya Zairudin.
Bentrokan mereda setelah pihak manajemen dari Pertamina memberikan akses masuk mahasiswa setelah sebelumnya memaksa ingin masuk ke area Pertamina. Sebelumnya, mahasiswa memblokir Jalan Raya Jagir sambil membakar ban di tengah jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Sempat terjadi aksi saling dorong hingga kemudian mahasiswa berhasil merobohkan portal. Beberapa petugas menciduk seorang mahasiswa dan memukuli berulang-ulang sehingga menyebabkan kemarahan mahasiswa lain.
Bentrokan reda setelah beberapa petugas mengalah untuk tidak memberikan tindakan represif, dan mahasiswa dipersilakan masuk oleh pihak Pertamina. Di Jakarta, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di depan Istana Negara Jakarta Selasa kemarin.
Dalam aksinya mereka menyerukan kepada Presiden Jokowi  dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk lengser dari jabatannya. “BBM naik lagi. Jokowi-JK turun,” teriak para mahasiswa dalam aksinya.
Dalam aksi ini, mereka juga meminta kepada pemerintah Jokowi-JK untuk mengabulkan tiga tuntutan mahasiswa. Yaitu, menolak kenaikan harga BBM, membuang menteri antek neolib (Sofyan Djalil, Rini Soemarno, Sudirman Said) dan meminta menurunkan harga bahan pokok. “Pemerintah tak berupaya untuk mencari langkah alternatif ataupun solusi lain, meski beberapa tawaran solusi sudah diberikan oleh beberapa menteri perekonomian terdahulu hingga pakar. Maka jelaslah bahwa kabinet kerja tengah dinaungi oleh neolib,” kata salah satu koordinator aksi mahasiswa KAMMI, Maulana. [cty, geh]

Tags: