Densus 88 Tangkap TerdugaTerorisKab.Malang

Kapolres Malang AKBP Yudo Nugroho (kiri) bersama Komandan Brimob Detasemen B Ampeldento AKBP Sunadi (kanan) saat berada di lokasi pemakaman Setyo Setuhu di Dusun Kramat, Desa Patokpicis, Kec Wajak, Kab Malang

Kapolres Malang AKBP Yudo Nugroho (kiri) bersama Komandan Brimob Detasemen B Ampeldento AKBP Sunadi (kanan) saat berada di lokasi pemakaman Setyo Setuhu di Dusun Kramat, Desa Patokpicis, Kec Wajak, Kab Malang

Kab Malang, Bhirawa
Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror dan Polres Malang melakukan penangkapan dua orang terduga teroris saat berada di makam Setyo Setuhu di Dusun Kramat, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Penangkapan dua orang terduga kelompok teroris dibenarkan Kapolres Malang AKBP Yudo Nugroho SIK MHum, Selasa (1/3), disela-sela melakukan penggeledahan di beberapa bangunan yang ada disekitar pemakaman Setyo Setuhu, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang bersama anggota Densus 88 Mabes Polri. Sebelum tertangkap, keduanya sudah satu minggu berada di makam Setyo Setuhu Dusun Kramat, Desa Patokpicis ini.
“Dua orang yang kita tangkap ini masih satu jaringan dengan lima orang yang ditangkap Densus 88 pada beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Yudo menjelaskan, dua orang terduga teroris ini berinisial S (25) warga Batua Raya LR Mekanis, Kelurahan Palopo, Makasar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan KW (43) warga Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Taman, Kabupaten Madiun.  Sementara, satu terduga berinisial S, diketahui seorang mahasiswa. Saat penangkapan kedua orang tersebut tidak ada perlawanan. Dan kini kedua orang itu sudah diamankan oleh Densus 88 di Markas Komando (Mako) Brimob Detasemen B Ampeldento, Desa Ampeldento, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Ia menambahkn, anggota Densus 88 dan anggota Polres Malang tidak mudah menuju lokasi makam yang sangat disakralkan warga setempat. Karena posisi makam itu, berada di tengah hutan dibawa kaki Gunung Semeru. Dan lokasi makam sendiri jauh dari pemukiman penduduk. Lokasi makam jalan menuju makam Setyo Setuhu sejauh 4 kilometer, dan untuk menuju makam tidak bisa menggunakan kendaraan roda empat, namun harus menggunakan motor trail.
Di tempat yang sama, juru kunci Makam Setyo Setuhu, Dusun Kramat, Desa Patokpicis, Kabupaten Malang Sukirno mengatakan, dua orang yang ditangkap Polisi itu, sudah satu Minggu berada di makam.
“Kami juga tidak tahu mereka datang sejak kapan, tahu-tahunya sudah ada disini,” ungkapnya.  Selain itu, lanjut dia, dirinya juga tidak mengetahui jika kedua orang tersebut adalah jaringan teroris yang diburu Polisi.
Selama se-Minggu di areal makam, kedua orang tersebut hanya terlihat duduk-duduk saja. Dan perilakunya juga tidak ada yang aneh, namun hanya diam saja, tidak banyak omong, jika disapa dia menjawab. Sehingga dirinya tidak menduga jika mereka kelompok teroris, dirinya mengetahui kalau mereka kelompok teroris setelah anggota Densus 88 menangkapnya.
Secara terpisah, Kepala Desa Sumber ManjingWetan, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang Joko Sudirman membenarkan, jika nama Pujianto yang ditangkap anggota Densus 88 di Stasiun Kroya itu adalah warganya. Tapi sudah puluhan tahun dia keluar dari Desa Sumbermanjing Wetan, karena menikah dengan orang Desa Turen, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Dan sejak itu, Pujianto sudah tidak menetap di Desa Sumbermanjing Wetan. Namun, masih dia katakana, pada pertengahan bulan Desember 2015 lalu, tiba-tiba Pujianto datang ke Kantor Desa dengan mengenakan celana hitam selutut dan wajah berjenggot dan rambut cepak, dia bermaksud untuk meminta dibuatkan Kartu Tanda Penduduk(KTP).
“Tapi saya tolak, karena datanya tidak ada. Karena dia sudah lama keluar dari DesaSumbermanjing Wetan. Meski dia sering menengok keluarganya di Desa Sumbermanjing Weta, namun Pujianto tidak pernah terlihat menggelar kegiatan, hanya saja cara dia berpakaian selalu tambil beda,” ungkapnya.
Hal yang sama juga dikatakan Lurah Turen, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang Ganefo, bahwa memang ada warganya bernama ML, yang tempat tinggalnya di sekitar Kantor Kelurahan Turen. Namun, dia tidak dalam keadaan normal atau waras, karena ML telah mengalami gejala gangguan jiwa.
“Kami hingga kini belum tahu apa kaitannya dengan informasi pengakapan ML oleh Densus 88. Sehingga teman-teman wartawan silakan menanyakan langsung pada pihak Kepolisian, karena Polisi yang berwenang dalam memberikan keterangan lebih lanjut,” tegasnya. [cyn]]

Tags: