Deretan Gua Pegunungan Kendeng Menunggu Sentuhan Pariwisata

Gua di jajaran Pegunungan Kendeng diharapkan warga Desa Sambikerep Rejoso bisa menjadi tujuan wisata alam demi mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. [ristika]

Gua di jajaran Pegunungan Kendeng diharapkan warga Desa Sambikerep Rejoso bisa menjadi tujuan wisata alam demi mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. [ristika]

Kabupaten Nganjuk, Bhirawa
Kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan perekonomian pedesaan memunculkan daya kreasi dalam menciptakan lokasi tujuan wisata baru. Terletak di Desa Sambikerep Kecamatan Rejoso, warga setempat mengubah gua yang berada di tengah belantara hutan jati Pegunungan Kendeng menjadi tempat yang elok untuk dikunjungi.
Saat ini ada sekitar lima gua yang untuk mencapai lokasi hanya bisa dengan berjalan kaki, menyusuri jalan setapak yang cukup terjal dan mendaki. Dengan petunjuk arah sederhana dan pembatas dari bambu, warga berusaha membangun pengaman agar pengunjung tidak terperosok ke jurang.
Kepala Desa SambiKerep Agus Juhandoko mengatakan, pada awal penemuannya, dirinya langsung melihat ke lokasi untuk memastikan tentang keberadaan gua tersebut. Keindahan alam sekitar kawasan gua juga tidak kalah menakjubkan. Sungai yang mengitari kawasan gua berbentuk undakan seolah menyerupai air terjun bertingkat. Di sungai tersebut kini juga dapat digunakan untuk mandi dengan kondisi air yang sangat jernih. “Saya terkagum dengan keindahan kawasan sekitar gua yang masih alami. Ada sungai yang berundak-undak mirip air terjun dan dapat digunakan untuk mandi,” kata Agus Juhandoko kemarin.
Dijelaskan Agus Juhandoko, ada lima gua di mana empat gua hanya sedalam 1 hingga 2 meter. Sedangkan satu gua lagi mempunyai kedalaman hingga 12 meter, tapi masih belum bisa dimasuki karena masih tertutup tanah dan batu.  “Untuk bisa masuk gua dengan cara merangkak dan di dalamnya ada hamparan tanah yang luas dengan ketinggian sekitar 2 sampai 3 meter,” terang Agus Juhandoko.
Namun demikian, pihak desa tidak dapat leluasa mengelola kawasan gua tersebut, karena menurut Agus Juhandoko, lokasi tersebut masih dalam wilayah kawasan hutan milik Perhutani KPH Nganjuk. Saat ini pihak pemerintah desa sedang melakukan koordinasi dengan Perhutani untuk melakukan penataan agar kawasan tersebut bisa dibuka untuk umum.
Harapan Agus Juhandoko, jika kawasan gua banyak dikunjungi wisatawan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sambi Kerep. “Saya sudah melaporkan penemuan kawasan wisata ini, baik di tingkat kecamatan hingga ke kabupaten,” papar Agus Juhandoko.
Sebagai Kades, Agus Juhandoko menegaskan pihak desa bersama masyarakat siap membantu pihak Perhutani KPH Nganjuk untuk bersama menata kawasan gua tersebut menjadi tujuan wisata yang pada akhirnya bisa dinikmati oleh wisatawan lokal maupun luar daerah. Jika kawasan wisata air dan gua bisa dikelola dengan baik, diyakini akan banyak pengunjung yang datang. “Ini baru dua minggu dan belum dibuka secara resmi, tapi sudah banyak warga yang ingin melihat,” jelas Agus Juhandoko.
Kawasan hutan dan obyek wisata baru ini sangat cocok dan tepat jika untuk liburan keluarga, sekaligus sebagai kawasan wisata edukasi dengan hutannya yang masih alami. Namun kemajuan dalam menata tujuan wisata tergantung dari para pemangku kewenangan dalam mengambil keputusan. [ris]

Tags: