Derita Nenek Hamyani, Penderita Penyakit Perut Membesar

Tampak perut Hamyani kian hari terus membesar. Hingga kini Hamyani beserta kerabat dekatnya berharap ada mukjizat bagi kesembuhan penyakit kronisnya. [sawawi]

Menanti Uluran Tangan, Berharap Mukjizat Kesembuhan
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Tak ada satupun manusia di dunia ini yang ingin menderita sakit yang menahun. Namun, jika takdir sudah berkehendak tak ada yang mampu menolak. Itu pula yang kini dialami Hamyani. Nenek 65 tahun ini harus ikhlas menerima suratan takdir menderita penyakit aneh dan langka yang lama menghinggapinya.
Saat Bhirawa berkunjung dikediamannya, Kamis (10/8), Hamyani sedang duduk di teras rumahnya. Dia tak sendiri, tapi ditemani sang cucu dan beberapa keponakannya. Posisi duduk Hamyani tidak sama dengan orang normal kebanyakan, melainkan tubuhnya sedikit direbahkan ke arah belakang. Ini karena, Hamyani harus memikul beban berat dibagian perutnya yang setiap hari kian membesar.
Berdasarkan keterangan medis yang pernah Hamyani datangi, penyakit yang sedang dideritanya termasuk penyakit langka bernama asitesis. Atau dalam bahasa sederhanya kelebihan cairan tubuh. Akibat penyakit itu, perut Hamyani membesar seperti orang hamil tua.
Hamyani menceritakan, dirinya tak pernah putus asa untuk berobat agar bisa sembuh dari penyakitnya. Namun, walaupun sudah berobat ke sejumlah dokter, penyakit yang diderita nenek asal Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo ini tidak kunjung sembuh.
“Saya sudah kemana-mana berobat penyakit aneh dibagian perut ini. Hasilnya masih belum kembali normal. Saya sudah bingung mau kemana untuk kesembuhan perut ini. Sebab kian hari terus membesar,” keluhnya.
Dia mengaku pernah berobat ke beberapa dokter di Kabupaten Bondowoso dan Jember. Namun, dokter disana belum bisa mendeteksi penyakit yang dideritanya. Saat ini, ungkap Hamyani, ia banyak memilih melakukan pengobatan terapi dan pengobata alternatif.
Menurut Hamyani, dirinya sudah pernah berobat ke dokter maupun ke dukun. Namun penyakit yang dideritanya sejak 4-6 bulan lalu itu tak kunjung sembuh. Hamyani berharap pengobatan alternatif yang saat ini dijalaninya akan membuahkan hasil yang menggembirakan. “Meski demikian kami terus berupaya dan berdoa semoga penyakit ini segera diangkat oleh Allah SWT. Karena kami sudah melakukan berbagai upaya pengobatan,” bebernya.
Penyakit itu bermula dibagian diperutnya ada benjolan dari dalam. Lama-kelamaan perut itu semakin besar. Akibatnya, Hamyani kesulitan bergerak, karena perutnya yang mirip orang hamil tua. Tak hanya sulit bergerak, dirinya juga acap kali merasa kesakitan, karena di dalam perutnya seperti ada cairan. “Meski begitu, saya tetap optimis penyakit ini bisa sembuh kembali agar bisa beraktifitas normal seperti orang lain yang sehat,” harapnya.
Salah seorang kerabat dekat Hamyani, Alam, mengaku sangat prihatin atas penyakin aneh yang dialami Hamyani dalam beberapa bulan terakhir ini. Ia sering mengajak Hamyani untuk mencari obat atau mendatangi tempat terapi dan alternatif di Situbondo maupun daerah tetangga. “Tetapi, penyakit dibagian perutnya justru semakin membesar. Saya juga beharap kalau ada dermawan yang mau bersimpati bagi nasib Hamyani, sangat terbuka” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang aktivis kemanusiaan Situbondo, Abu Aryo mengatakan, penyakit Hamyani sudah pernah diperiksakan ke dokter dan sempat mengecil. “Tapi yang heran, perutnya Hamyani belakangan membesar kembali,” jelasnya.
Saat tahu kondisi Hamyani semakin kritis, Aryo kembali membawa ke dokter lain untuk didiagnosis lanjutan. Hasilnya, dari beberapa hari diperiksa dan diobati tim medis, perut buncit Hamyani sedikit berkurang.
Lagi-lagi, dalam empat bulan belakangan ini perut Hamyani kembali membesar. Walaupun Hamyani sudah ia bawa berobat ke salah satu dokter di Kabaupaten Bondowoso, tetangga dekat Kabupaten Situbondo. “Hasil obatnya kurang begitu memuaskan. Tapi keinginan Hamyani, untuk bisa sembuh kembali sangat luar biasa,” tandasnya. [sawawi]

Tags: