Derita Nenek Sahut yang Tinggal di Gubuk Reot

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bondowoso A Mansur MH saat berkunjung ke rumah nenek Sahut yang kondisinya sangat memperihatinkan.

Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, untuk Makan pun Menunggu Belas Kasihan
Kab Bondowoso, Bhirawa
Di tengah melesatnya pembangunan di Jatim, ternyata masih ada masyarakat yang terpinggirkan dan membutuhkan uluran tangan. Salah satunya yang menimpa nenek Sahut alias ibu Slani yang telah menginjakkan usia ke-88 tahun. Janda renta ini hidup dalam kemiskinan yang teramat sangat. Tak hanya gubuknya yang sudah reot, untuk makan pun menunggu belas kasihan.
Siapa saja yang pertama kali melihat gubuk milik nenek Sahut, pasti akan merasa miris dan iba. Betapa tidak, gubuk yang terbut dari kayu dan bambu itu kondisinya sangat memperihatinkan. Kayu-kayu yang menjadi penopang sudah mulai keropos, gedeknya banyak yang lubang dan gentengnya pun banyak yang sudah pecah.
Saat terjadi hujan, dipastikan gubuk tersebut becek karena bocor sana-sini. Belum lagi lantai gubuk hanya beralaskan tanah menambah deritanya. Begitu pula dengan tempat tidurnya, sangat tidak layak untuk ditempati. Bantal yang ia gunakan hanya dibungkus dengan plastik. Tak hanya itu, antara tempat tidur dan dapurnya tak ada sekat pemisah. Sehingga tungku kayu dan ranjangnya berdekatan.
Tak cukup berhenti disitu penderitaan nenek kelahiran 9 Oktober 1932 ini, dia juga harus merawat seorang putranya yang sakit-sakitan. Tak heran jika nenek Sahut dan anaknya untuk makan harus dibantu saudara dan keluarganya. Sebab putranya tidak bisa bekerja.
Berdasarkan pengakuan nenet Sahut yang tinggal di Dusun Sumber Sari, Desa Sumber Sari, RT 16, RW 06, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso ini, dirinya tak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bondowoso. Hanya pernah dibantu beras dari desa. Itu pun sudah beberapa tahun lalu. “Hanya sekali mendapat bantuan beras, setelah itu tidak ada lagi,” ujar Nenek Sahut, saat ditemui Bhirawa, Minggu (19/1).
Mendengar derita nenek Sahut yang tidak berperi ini, mengetuk hati salah seorang anggota DPRD Kabupaten Bondowoso, A Mansur MH yang mengunjungi langsung nenek Sahut. Saat berkunjung itulah Mansur mendapatkan informasi jika nenek Sahut belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
“Berdasarkan pengakuan nenek Sahut, ia belum pernah tersentuh bantuan dari pemerintah daerah. Makanya saya meminta Dinas Sosial untuk memberikan bantuan,” kata anggota Fraksi PKB ini.
Tak hanya memberikan bantuan, Mansur juga meminta Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman untuk memberikan bantuan RTLH (rumah tidak layak huni). “Nenek Sahut sangat memenuhi syarat untuk mendapat bantuan dari pemerintah,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Mansur, nenek Sahut tersebut tidak bisa bekerja. Bahkan makan pun, mengandalkan pemberian dari saudaranya. “Memang punya anak, tapi istrinya meninggal. Sekarang anaknya sakit-sakitan,” jelasnya.
Menurut Mansur, sebenarnya letak rumah dari nenek Sahut tersebut berada di pinggir jalan raya. Yakni jalan yang menghubungkan Kabupaten Bondowoso dengan Kecamatan Sukowono, Jember. Namun, ternyata luput dari perhatian pemerintah. “Pemerintah harus hadir, di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan dan layak untuk dibantu. Ibu ini, sangat layak untuk dibantu,” terangnya.
Tentu, melalui dinas terkait yang memang bergerak di bidang kehidupan sosial masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu. Seperti Dinsos, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan lain sebagainya.
“Karena rumah nenek Sahut ini, sangat tidak layak dihuni manusia. Papan tidurnya rusak, gedeknya banyak yang bolong. Pokoknya jauh dari standar keamanan dan kesehatan. Sehingga harus segera dibantu,” tegasnya.
Melihat kondisi nenek Sahut yang sangat memperihatinkan ini, dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bondowoso ini, juga memberikan bantuan kepada nenek Sahut. “Saya mendorong agar nenek Sahut segera mendapat perhatian dari pemerintah agar bisa segera hidup dengan layak,” tandasnya. [Ihsan Kholil]

Tags: