Derita Nenek Um Sami, Empat Tahun Idap Tumor di Perut

Ketua Bhayangkari Dala Intan saat mengunjungi nenek Um Sami di rumahnya.

Sempat Dapat Bantuan Operasi, Tapi Ditolak dengan Alasan Takut Dioperasi

Probolinggo, Bhirawa
Nenek Um Sami, 53, warga Desa Kaliacar, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, harus sabar menjalani hidup. Empat tahu sudah, nenek dua cucu ini mengidap penyakit tumor diperutnya. Bahkan, kini Sami tak bisa banyak bergerak dan tinggal seorang diri. Dalam kesempat tersebut di kunjungi Ketua Bhayangkari Dala Intan.
Rumah yang ditempati Sami begitu sangat sederhana. Di rumah berukuran sekitar 5 meter kali 7 meter, Sami tinggal seorang diri. Kedua anaknya sudah berkeluarga dan tidak lagi tinggal bersamanya. Namun, salah seorang anaknya, Misnawi, 30, yang kini tinggal Desa Wangkal, Kecamatan Gading, masih sering datang untuk melihat kondisi Sami.
Sami terlihat terbaring lemah di ruangan berukuran sekitar 2 meter kali 2 meter. Janda dua cucu itu tidak mampu lagi berdiri. “Tubuhnya terlihat begitu kurus. Karena selama menderita tumor di perutnya, Sami sulit mencerna makanan,” kata Ketua Bhayangkari, Dala Intan, saat menjenguknya beberapa waktu lalu.
Sami masih bisa diajak berbicara. Perempuan paro baya yang mengaku putus asa menghadapi penyakitnya. Sebab, selama sekitar empat tahun harus hidup dengan perut membuncit layaknya orang hamil. “Sudah tidak bisa bangun lagi. Saya tinggal sendirian, selama ini saudara dekat rumah dan anak yang merawat,” kata Um Sami.
Sami mengaku, kini hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Syukur, saudara dan anaknya setiap pagi bersedia memasangkan popok untuk buang air kecil. Saat hendak buang air besar, Sami berusaha berjalan menuju kamar mandi dibantu saudaranya. “Meski tinggal sendirian, saudara dekat rumah ini sering ke sini. Termasuk anak saya,” ujarnya.
Meski kondisinya cukup lemah, Sami mengaku tetap ingin sembuh. Tahun 2017, ia ditawari bantuan agar penyakitnya dioperasi, namun ia mengaku menolak. Alasannya, takut dioperasi. Karenanya, kini Sami mengaku harus menerima kenyataan dan kuat menghadapi ujian ini. “Saya harus menerima kenyataan ini. Jadi, saya pasrah dengan kehidupan ini,” paparnya.
Putranya yang bernama Misnawi mengatakan, meski sakit parah, ibunya tidak pernah mengeluh. Dia berusaha kuat menghadapi penyakitnya. “Karena saya sudah berkeluarga, saya tinggal di Wangkal. Tapi, saya selalu berkunjung menjenguk kondisi ibu,” ungkapnya.
Saat itu, Sami tampak sumringah ketika dikunjungi rombongan dari Polres Probolinggo. Saat itu, ada Kapolres Probolinggo AKBP Fadly Samad dan Ketua Bhayangkari Cabang Probolinggo Dala Intan. Ada juga pihak Dinas Kesehatan bersama Dokkes Polres Probolinggo.
“Ini harus segera dilakukan tindakan. Tapi, untuk memastikan tindakan apa, harus diperiksa lebih lanjut, seperti USG. Jika memang mau, nanti kami bantu operasi. Sementra ini kami beri bantuan kursi roda,” tambah Fadly.  [Wiwit Agus Pribadi]

Tags: