Derita Rosalia, Penderita Hydrocephalus Asal Kota Probolinggo

Wali Kota Probolinggo Hj Rukmini saat mengunjungi penderita hydrocephalus di rumahnya di RT 9 RW 3 Kelurahan Kedopok, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. [wiwit agus pribadi]

Orang Tua Tolak Anaknya Dioperasi, Wali Kota Pun Turun Tangan Ikut Membujuk
Kota Probolinggo, Bhirawa
Mendengar ada salah seorang warganya yang menderita penyakit langka, membuat Wali Kota Probolinggo Hj Rukmini tersentuh hatinya, dan menemui langsung penderita hydrocephalus atau kepala membesar yang diketahui bernama Rosalia. Kedatangan orang nomor satu di Kota Probolinggo ini pun disambut haru keluarga.
Rosalia yang kini berusia 7 tahun ini, harus sabar dan ikhlas menerima penyakit langka yang dideritanya. Kepalanya dari hari kehari terus membesar, karena orang tuanya, Enti dan Sawi, tidak mau Rosalia dioperasi. Alasannya, tak ingin operasinya gagal dan khawatir menjadi penyebab meninggalnya Rosalia.
Karena alasan itu, Wali Kota Rukmini datang ke rumah yang beralamatkan di RT 9 RW 3 Kelurahan Kedopok, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Sang Wali Kota berdiskusi dan membujuk agar orang tua Rosalia mengizinkan anaknya untuk dioperasi.
“Alhamdulillah bujukan kami membuahkan hasil. Kedua orang tua dan keluarga yang lain juga membolehkan Rosalia dioperasi. Hanya saja belum diketahui, kapan operasi akan dilaksanakan dan di rumah sakit mana,” tutur Rukmini, Kamis (26/10).
Mengenai teknis operasi, kata Rukmini, nanti bisa dibicarakan dan dikoordinasikan lebih lanjut. Yang penting kedua orang tua dan keluarga lainnya mengizinkan untuk mengoperasi Rosalia. “Soal biaya, ditanggung BPJS dan kekurangannya menjadi tanggungan pemkot, yang anggarannya ada di Dinas Kesehatan (Dinkes),” katanya.
Selama menunggu operasi, lanjutnya, pemkot meminta dinkes untuk memantau dan mengawasi kesehatan Rosalia. Sementara dinas sosial diminta memenuhi nutrisi yang dibutuhkan Rosalia. “Biaya operasinya gratis. Anggarannya ada di dinkes,” ungkapnya.
Sebelum orang tua Rosalia mengizinkan anaknya dioperasi, upaya Rukmini membujuk Enti dan Sawi berlangsung alot. Diskusi-diskusi panjang pun terlewati hingga memakan waktu dua jam, sebelum akhirnya orang tua Rosalia terbuka hatinya untuk mengizinkan anaknya dioperasi.
Tak hanya Rukmini, beberapa pejabat seperti kepala dinas kesehatan, kepala dinas sosial, dokter hingga tim kesehatan Kecamatan Kedopok serta perwakilan dari RSUD dr Muhammad Saleh, ikut membujuk keluarga Rasalia.
Bahkan, Enti sempat berdialog dengan orang tua yang anaknya pernah menderita kepala membesar dan berhasil dioperasi. “Ya, kami mengizinkan. Tapi kami masih akan membicarakan dengan keluarga. Kami takut anak saya meninggal,” ujar Enti.
Dalam acara kunjungan itu, Wali Kota menyerahkan susu bubuk dalam kemasan sebanyak satu karton. Susu tersebut, menurut Kepala Dinsos Zainullah, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Rosalia. Tak hanya hari itu, dinsos menurutnya sering memberi sumbangan minuman dan makanan Rosalia.
Zainullah pun membantah jika selama ini pihaknya hanya datang ke rumah Rosalia, memotret yang bersangkutan dan tidak ada tindak lanjut. “Kami yang mencukupi kebutuhan nutrisinya. Kami sering memberi bantuan, termasuk sembako ke orang tuanya,” katanya.
Penderita Rosalia ternyata sejak berumur tiga bulan, Rosalia terpantau dan terdeteksi mengidap penyakit kepala membesar. Dan saat ditawari untuk dioperasi, orang tuanya selalu menolak. “Padahal, sudah dijelaskan, kalau operasinya gratis, namun tetap menolak. Karenanya, pihak RSUD dan Pemkot tidak bisa memaksa. Petugas kesehatan, hanya bisa memantau dan mengawasi kesehatan Rosalia,” tandasnya. [Wiwit Agus Pribadi]

Tags: