Desa di Pasuruan dan Nganjuk Terendam Banjir

Sejumlah warga saat menerjang banjir di Dusun Kebrukan, Desa Kedawung Wetan, Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan, Senin (14/12). Dilokasi ini ketinggian banjir hingga 1 meter lebih. [Hilmi Husain]

Hujan Deras di Jatim
Pasuruan, Bhirawa
Hujan deras yang terjadi Kabupaten Pasuruan membuat air sungai Rejoso meluap dan mengakibatkan Kecamatan Rejoso, Grati dan Winongan terendam banjir. Sedang di Kabupaten Nganjuk sebanyak 15 desa mengalami banjir.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Tectona Jati menjelaskan kondisi banjir di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Pasuruan, hingga pukul 15.00, air mulai surut dibandingkan dinihari tadi. “Ketinggian airnya saat ini mulai surut. Tadi malam mulai 50 sentimeter hingga 1 meter lebih. Kini, tersisah 40-60 sentimeter,” kata Tectona Jati, Senin (14/12).
Secara rinci Tectona menjelaskan, di Kecamatan Winongan ada 5 desa. Yaitu Desa Lebak, Prodo, Winongan Kidul, Bandaran dan Winongan Lor. “Yang paling parah kemarin malam di Dusun Jetis, Desa Prodo. Saat itu, tim gabungan sampai mengevakuasi para lansia dan balita. Karena, ketinggian air sampai satu meter lebih dikit,” terangnya.
Sedangkan, di Kecamatan Grati ada dua desa yang terendam, yaitu Desa Kedawung Kulon dan Kedawung Wetan. Kemudian di Kecamatan Rejoso ada Desa Toyaning dan Sadengrejo.
Pihaknya juga menurunkan sejumlah perahu karet milik BPBD Kabupaten Pasuruan. Perahu itu masih standby di titik-titik genangan air yang masih tinggi. “Untuk jaga-jaga keperluan evakuasi warga, 5 perahu karet masih standby,” jelas Tectona Jati.
Tak hanya banjir, hujan di Kabupaten Pasuruan juga membuat tanah longsor jalan menuju Gunung Bromo. “Kejadiannya pukul 20.00. Longsor terjadi di ruas jalan Raya Provinsi di Dusun Sumber Petung, Desa Baledono, Kecataman Tosari,” ujar Tectona..
Menurut Tectona, volume longsor memiliki panjang tujuh meter, tinggi lima meter dan ketebalan empat meter. Akibatnya, separuh badan jalan akses menuju kawasan Bromo tertimbun longsoran. “Lalu lintas wisata menuju Bromo sedikit macet, karena kendaraan bergantian melewati titik longsoran,” urai Tectona Jati.
Sementara itu hujan semalam suntuk di wilayah Kabupaten Nganjuk mengakibatkan 15 desa di Kecamatan Pace, Kecamatan Loceret dan Kecamatan Wilangan tenggelam. Kondisi paling parah terjadi di Kecamatan Pace dengan ketinggian air di pemukiman warga mulai dari 30 cm hingga 60 cm.
Hujan dengan intensitas tinggi dengan jangka waktu yang cukup lama mengakibatkan terjadinya luapan air di sungai Kolosoko di lereng Gunung Wilis. Bahkan luapannya sampai di aliran sungai yang melintasi Desa Joho Kecamatan Pace.
Dari pantauan Bhirawa, di wilayah Kecamatan Pace luapan sungai Bodor menggenangi pemukiman warga Desa Batembat, Desa Babadan dan Desa Banaran. Air yang masuk sungai Bodor berasal dari dam Desa Macanan Kecamatan Loceret. “Hujan mulai pukul 15.00 Minggu (13/12) hingga malam menjelang pagi belum juga reda,” terang Kapolsek Loceret Iptu Laksono Setiawan, saat memantau situasi di wilayah Loceret.
Luapan sungai yang melintasi Desa Joho Kecamatan Pace tersebut mengakibatkan air meluap hingga di Jalan Raya Nganjuk menuju Kediri setinggi 20 cm dan masuk ke jalan Dusun Watukandang, Dusun Joho, Dusun Wire Gampeng Pace, hingga tembok rumah milik Rudi (40), warga setempat roboh.
Sedangkan sungai Bodor Pace juga meluap sampai di Jalan Raya Nganjuk menuju Kediri setinggi 20 cm dan masuk jalan desa serta rumah warga di Dusun Gampeng dan Dusun Mangunsari Desa Batembat Pace. Selain itu luapan air sungai Bodor juga merendam jalan penghubung Desa Patian menuju Desa Kecubung. “Ketinggian air yang masuk ke rumah warga mencapai 15 cm,” kata Wardi, warga Desa Joho.
Selain banjir di tiga kecamatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk juga melaporkan telah terjadi tanah longsor di jurang saderi Desa Klodan Kecamatan Ngetos. Akibatnya akses utama dari Desa Klodan menuju Desa Blongko atau sebaliknya tertutup material longsoran. [hil.ris]

Tags: