Desa di Sidoarjo Diminta Ikut Tuntaskan 4 Prioritas Pembangunan

Ratusan pendamping program P3MD diminta ikut membantu menuntaskan 4 prioritas pembangunan di Kab Sidoarjo. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Pemkab mengharapkan peran serta dari Pemerintahan Desa (Pemdes) bersama-sama ikut menangani 4 masalah yang saat ini menjadi prioritas pembangunan di Kab Sidoarjo.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan Bappeda Kab Sidoarjo, Rony Yuliarso, menyebutkan ada empat masalah prioritas yakni masalah Stunting (Kekerdilan), Bebas ODF (Open Defication Free) atau bebas keberadaan jamban terbuka , Kemiskinan dan permainan anak.
“Kami sangat mengharapkan pihak Pemerintahan Desa di Kab Sidoarjo agar ikut bersama-sama OPD di Kab Sidoarjo, kerja bareng menuntaskan 4 masalah yang saat ini menjadi prioritas di Kab Sidoarjo,” tutur Rony, di sela-sela kegiatan rapat kerja sinkronisasi program pembangunan pemberdayaan masyarakat desa (P3MD) dengan OPD Sidoarjo, Kamis (31/10) di Kantor Dinas PMD Kab Sidoarjo.
Kepada anggota pendamping P3MD itu, Rony mengatakan kasus stunting di Kab Sidoarjo saat ini angkanya sebesar 24 persen. Salah satu contoh kasus stuting di Kab Sidoarjo terjadi di Kec Tarik.
“Jangan sampai angka kasus stunting di Kab Sidoarjo tambah banyak. Maka harus kita cegah bersama-sama. Pihak desa kita harapkan lewat APBDES nya ikut menangani kasus stunting di desanya masing-masing,” kata Rony.
Prioritas yang kedua, lanjut Rony, adalah bersama-sama mengeroyok untuk menuntaskan masalah kemiskinan.
Meskipun diakui, masalah kemiskinan di Kab Sidoarjo angkanya terbilang paling rendah di Provinsi Jatim ini. Pada tahun 2018 lalu, angka kemiskinan di Kab Sidoarjo sebesar 5,6%. “Tiap tahun selalu turun signifikan, ini tidak lepas upaya dari program dari OPD terkait,” katanya.
Menurut Rony, meski Sidoarjo tidak termasuk kantong kemiskinan di Jatim, tapi tetap tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tidak boleh diam diri. Menurut Rony, kemiskinan yang saat ini terjadi di Kab Sidoarjo, adalah kemiskinan yang termasuk kerak atau intipnya saja.
Menurutnya, kondisi seperti itu termasuk sulit untuk dientaskan. Kemiskinan yang termasuk dalam kondisi kerak atau intip, sebut Rony, misalnya kondisi penyandang yang sudah tua sebatang kara dan penyandang yang mindsetnya sulit untuk dirubah. Sehingga meski banyak mendapat program-program pengentasan kemiskinan, bisa dimungkinkan akan tidak bisa berubah.
” Kami harapkan desa juga ikut perhatian membantu kami dalam mengentaskan kemiskinan yang ada di desanya,” katanya.
Prioritas yang ketiga, adalah perhatian desa terhadap masalah bebas dari buang air besar sembarangan (ODF). Karena di Kab Sidoarjo masih banyak masyarakat yang melakukan ODF atau buang air besar sembarangan.
Menurut Rony, di sejumlah wilayah tempat di Kab Sidoarjo, masih bisa dijumpai adanya helikopter atau kakus di pinggir sungai.
“Ini yang mengakibatkan kualitas air di Kab Sidoarjo buruk,” katanya.
Di tingkat Jatim, angka prosentase bebas ODF di Kab Sidoarjo, terbilang masih rendah. Karena masih sebesar 33%. Pada tahun 2019 ini akan bekerja keras agar bisa berubah menjadi 50%.
“Kita minta pihak desa agar bersama-sama mengurangi bahkan menghilangkan ODF ditempatnya. Meski tiap tahun Dinas Perkim tiap tahun membantu membangun 3000 an jamban sehat, tapi kalau mindsetnya tetap BAB sembarangan, akan percuma,” kata Rony, yang jga sempat menyampaikannya kepada 158 pendamping P3MD itu.
Dan yang keempat, supaya di tiap desa ada menyediakan sarana permainan anak.
Masalah ini, menurut Rony kelihatannya kecil dan sepeleh tapi akan bisa berdampak besar pada pertumbuhan kepribadian anak pada masa yang akan datang.
Di tiap-tiap desa diminta supaya ada sarana permainan untuk anak. Efeknya memang tidak kelihatan langsung namun panjang dan luar biasa. Diharapkan bersama, supaya generasi saati ini tidak menjadi generasi gadget sejak kecil. Yang negatipnya tidak peduli dengan lingkungan sekitar. [kus]

Tags: