Desa Kalidawir Dijadikan Sentra Batik Tulis

Kepala Diskoperindag dan Vice Presiden PR Lapindo saat memberikan bantuan dan meneliti hasil karya warga. [achmad suprayogi/bhirawa]

Kepala Diskoperindag dan Vice Presiden PR Lapindo saat memberikan bantuan dan meneliti hasil karya warga. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan, pelatihan menjadi pengrajin batik alami di Balai Besar  Pengrajin Batik, Jogjakarta.  Sebanyak 16 warga Desa Kalidawir, Kec Tanggulangin yang telah lulus, siap menjadikan desanya sebagai salah satu sentra pengrajin batik tulis di Sidoarjo.
Kades Kalidawir, M Anas menjelaskan, kalau melihat potensi dari karya-karya batik kaum ibu di berbagai Desa di Sidoarjo bisa sampai dikenal di Indonesia. Menurutnya, ibu-ibu PKK Desa Kalidawir ini juga bisa mencontohnya atau dijadikan motivasi penyemangatnya.
”Ilmu membatik sudah dipelajari, sekarang tinggal mengamalkan atau mewujudkan karya dari ilmu yang sudah diserapnya,” jelas M Anas usai mendampingi warganya menerima bantuan perlengkapan membatik dari Lapindo Brantas Inc, Kamis (14/4) kemarin.
Ia menambahkan, tekad kaum wanita di desanya itu sebagai langkah maju untuk mewujudkan karya yang nantinya bisa menghasilkan nilai yang positif dalam meningkatkan perekonomian. ”Saya sangat mendukung, saya juga berharap cita-cita kaum ibu Desa Kalidawir, dan menjaga keeksisannya, supaya menjadikan salah satu desa kampung pengrajin batik, terwujud,” harapnya.
Kepala Diskoperindag dan ESDM, Fenny Apridawati juga menuturkan, kalau ilmu yang didapat dari pelatihan, harus benar-benar diamalkan atau diwujudkan dalam menciptakan karya. ”Jika karya sudah dihasilkan, pengrajin juga harus bangga dengan hasil karyanya dan bisa pakai busana sendiri sebagai tahap awal untuk promosi. Mencintai karya sendiri itu harus dipunyai oleh setiap pengrajin,” tuturnya.
Pihaknya juga akan terus mengawal dan memonitor warga yang sudah mengikuti pelatihan. Motivasi dan dorongan akan terus diberikan oleh dinas. Meski baru tahap awal atau baru mulai ingin membatik, jika didorong semangat yang tinggi, hal itu pasti bisa terwujud. ”Makanya warga harus semangat dan gigih dalam mewujudkan dan menciptakan karyanya dalam membatik,” pungkas mantan Kabag Perekonomian Setda Pemkab Sidoarjo itu.
Sementara itu, Vice Presiden Public Relation Lapindo Brantas Inc, Hesti Armiwulan, mengapresiasi dan mendukung keinginan warga Desa Kalidawir untuk menjadikan kampung pengrajin batik tulis untuk kedepannya. Pihaknya selalu mendukung UKM di Sidoarjo dan usaha kelompok masyarakat di Sidoarjo, terutama di wilayah sekitar kerja operasional Lapindo Brantas Inc untuk maju.
Makanya ketika ada warga Kalidawir mengikuti pelatihan membatik di Jogjakarta, perusahaannya merasa terpanggil untuk membantu warga peralatan untuk membatik, mulai dari canting, lilin, kompor dan lainnya. ”Kebutuhan itu sangat klop dengan keinginan warga peserta pelatihan yang menginginkan desanya menjadi salah satu sentra pengrajin batik,” katanya.
Dilain pihak, kami juga akan mendukung jika warga Kedungbanteng dan Banjarasri menginginkan belajar dan ingin menjadi pengrajin batik. Lapindo juga siap membeli batik tulis karya warga. ”Syukur jika sampai diciptakan batik tulis berciri khas corak lumpur, pasti bagus itu,” saran Hesti.
Salah satu peserta yang telah lulus, Shofia akan terus belajar dan mengkaryakan hasil dalam pelatihannya di Jogjakarta. ”Kami sangat semangat, apalagi keinginan para peserta pelatihan itu didukung oleh pihak desa,” terang Shofia bersama ibu-ibu PKK lainnya usai menerima bantuan alat perlengkapan membatik dari Lapindo Brantas Inc. [ach]

Tags: