Desa Kebomlati Tuban Terancam Hilang

7-FOTO KAKI hud-RUmah Pingir Bengawan Solo 1Tuban, Bhirawa
Rasa cemas dan was-was selalu menghantui masyarakat Desa Kebomlati Kecamatan Plumpang Tuban. Pasalnya setiap tahun daerahnya yang berada di dalam bantaran sungai Bengawan Solo selalu kena banjir. Selain itu lahan desa semakin tahun juga semakin habis karena tergerus aliran sungai Bengawan Solo.
“Kalau banjir, kami dan masyarakat sudah biasa, karena setiap tahun pada saat debit ait naik, desa kami pasti banjir. Memang karena posisi yang berada didalam bantaran sungai. Akan tetapi yang kami cemaskan adalah lahan yang semakin tahun semakin berkurang, karena tergerus air,” kata Mutalib Kepala Desa (Kades) Kebomlati, Kecamatan Plumpang.
Lebih lanjut diterangkan, setiap tahun Desa Kebomlati berkurang sekitar 20 meter karena tergerus oleh DAS Bengawan Solo. “Sehingga, hampir setiap tahun ada pemukiman warga yang harus direlokasi ketempat lain yang lebih aman, karena rumahnya sudah jadi aliran sungai. Bahkan, lapangan desa kami luasnya juga semakin menyusut karena abrasi Bengawan Solo tersebut,” terang Mutalib.
Jika kondisi ini dibiarkan dan tidak ada penanganan dari pemerintah yang serius tidak mustahil desa tersebut akan hilang digerus air. “Desa Kebomlati ini dikelilingi oleh Bengawan Solo, dan abrasi terjadi hampir di semua sisi. Kalau kondisi ini dibiarkan perkiraan saya 20 tahun lagi desa ini habis jadi bengawan semua,” keluh Kades Kebomlati.
Menurutnya, Desa Kebomlati akan aman jika antara bengawan dengan pemukiman warga diberi tanggul yang kuat dan kokoh sehingga aliran sungai tidak bisa menggerus tanah yang ditempati warga. Selain itu, alternatif lain untuk menyelamatkan Desa Kebomlati dengan sudetan, sehingga, alirian air dari Bengawan Solo bisa dibagi. “Dulu sekitar tahun 2006 itu pernah ada sosialisasi jika akan dibuatkan sudetan. Tapi sampai saat ini belum terealisasi, kami berharap pemerintah segera mengambil kebijakan dan turun tangan,” harap Kades Kebomlati ini.
Di tempat terpisah, jalan poros desa yang menghubungkan Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak dan Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban juga rusak parah. Kondisi tersebut semakin memprihatinkan memasuki musim hujan, lantaran lubang yang berada disejumlah titik tergenang air dan membahayakan pengguna jalan terutama kendaraan roda dua.
Sutikno,  warga Desa Sumurgung, kondisi jalan rusak sepanjang kurang lebih dua kilo meter terebut sudah terjadi cukup lama, namun hingga hari ini masih belum ada penanganan dari pemerintah. Warga yang sering menggunakan jalan itu mengaku khawatir lantaran lubang cukup dalam dan tergenang air menjadi samar dan membahayakan. “Banyak lubang mas, malah ada lubang yang cukup dalam dan lebar. Jalan ini juga cukup ramai apalagi pagi hari, banyak anak sekoaah berangkat pakai sepeda motor dan sepeda pancal,” terang Sutikno.
Diterangkan pula, terdapat sedikitnya lima titik lubang dijalan yang cukup parah, bahkan satu lubang sudah memutus aspal jalan, sehngga kendaraan terpaksa menggunakan bahu jalan untuk melintas. Hal itu juga dipandang cukup membahayakan, lubang yang tertutup air menjadi samar dan berpotensi mencelakai kendaraan yang melitas di sana.
Warga Berharap, jalan tersebut segera mendapatkan penanganan, sebab jalan yang menghubungkan dua desa itu  sudah lama dibiarkan rusak. “Ya kalau kita yang sering lewat sini berharap segera diperbaiki, ini kan bahaya,” harap warga tersebut. [hud]

Caption foto :
Salah satu kondisi rumah warga desa Kebomlati Kecamatan Plumpang pada awal tahun 2014 lalu yang saat ini sudah direlokasi oleh perangkat desa karena sudah mengancam keselamatan warga, apalagi pada saat debit sungai Bengawan Solo naik. (Khoirul Huda/bhirawa)

Rate this article!
Tags: