Desa Korban Lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoajo Dalam Proses Penggabungan

Sidoarjo, Bhirawa.
Desa dan Kelurahan di Kabupaten Sidoarjo yang menjadi korban lumpur Lapindo, saat ini terus dalam proses penggabungan.

Pihak Pemkab Sidoarjo tahun 2023 ini sudah mengajukan Raperda penggabungan desa/kelurahan tersebut kepada pihak DPRD Kabupaten Sidoarjo.

Wakil Bupati Sidoarjo, Subandi, belum lama ini, Rabu (31/5), saat rapat Paripurna ke-3, tentang jawaban Bupati Sidoarjo terhadap pandangan umum fraksi di DPRD Sidoarjo tentang penggabungan desa/kelurahan terdampk lumpur Lapindo, mengatakan upaya penggabungan dimaksudkan untuk segera memperbaiki keadaan desa/kelurahan tersebut.

Misalnya pada aspek sosial, aspek politik, aspek ekonomi dan aspek pelayanan publik, yang jelas-jelas lumpuh setelah lumpur Lapindo menyembur pada 29 Mei 2006 lalu.

Menurut Subandi, dasar pedoman penggabungan desa/kelurahan adalah Peraturan Mendagri nomor 1 tahun 2017 tentang penataan desa.

“Kami minta dukungan dewan, dalam percepatan pengesahan Raperda tentang penggabungan desa di wilayah terdampak lumpur Lapindo,” katanya.

Rencananya , di wilayah Kecamatan Porong, Desa Renokenongo akan digabung dengan Desa Glagaharum, Kelurahan Jatirejo dan Kelurahan Siring akan digabung dengan kelurahan Gedang. Kemudian Kelurahan Mindi akan digabung dengan Kelurahan Porong.

Di wilayah Kecamatan Jabon, Desa Pejarakan akan digabung dengan Desa Kedungcangkring dan Desa Besuki akan digabung dengan Desa Dukuhsari.

Sedangkan di wilayah Kecamatan Tanggulangin, Desa Kedungbendo akan digabung dengan Desa Ketapang.

Saat ini ada 6 RT di dusun Pologunting Desa Gempolsari Kec Tanggulangin, yang merasa was-was dengan keberadaan tanggul lumpur Lapindo yang berada pada titik 67.

Warga desa merasakan saat ini, tanggul yang jaraknya sekitar 50 meter dengan pemukiman warga itu, bocor dan airnya menggenangi rumah warga. Warga sudah melapor kepada PPLS pada 22 Mei 2023.

Dampak lain, warga merasa rumahnya rusak, dindingnya pecah-pecah.Warga takut tanggul lumpur yang tingginya 11 meter itu kalau sampai jebol. Di dusun itu, mulai RT 11 sampai RT 16, ada 402 rumah, yang berisi 485 kepala keluarga. Total warga ada 1.563 jiwa. (kus.gat)

Tags: