Desa Ngadas Jadi Kajian Literasi Keuangan KEIN

Masyarakat di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di wilayah Desa Ngadas, Kec Poncokusumo, Kab Malang mampu meningkatkan dan menguatkan perekonomian desa setempat.

Kab Malang, Bhirawa
Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang menjadi daerah kajian yang dilakukan oleh Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Lembaga tersebut melakukan kajian literasi keuangan di desa yang terletak di lereng Bromo tersebut.
Dengan kajian itu, diharapkan akan mampu meningkatkan dan menguatkan perekonomian desa yang ada di wilayah Kabupaten Malang, khususnya yang ada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Dengan adanya kajian literasi keuangan yang dilakukan KEIN, kata Bupati Malang H Rendra Kresna, Minggu (22/4), kepada wartawan, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang akan meminta bantuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar dapat dilakukan percepatan akses literasi keuangan, serta juga kepada Bank Indonesia (BI).
“Kami juga meminta kepada OJK untuk mengawasi bank, baik itu milik pemerintah maupun swasta, agar memberikan kredit tanpa anggunan yang nilainya tidak lebih dari Rp 25 juta,” ujarnya.
Selain itu, masih dia katakan, dirinya sudah memberitahu kepada KEIN, karena Kabupaten Malang sedang mengusulkan dua kegiatan yang terkait program nasional meliputi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari dan Kawasan Bromo Tengger Semeru (K-BTS).
Sedangkan dua program tersebut, diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sehingga untuk merealisasikan KEK Singosari dan K-BTS, tentunya terus melakukan loby kepada pemerintah pusat, agar secepatnya dua program yang sedang kita kembangkan bisa secepatnya terealisasi.
Menurut Rendra, pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah desa, hal ini juga karena kita kembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), agar ada meningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, dari yang sebelumnya ekonomi tradisisional pedesaan.
“Namun kini perkembangan ekonomi pedesaan sudah menuju modern dan sudah digitalisasi. sehingga UMKM di pedesaan sudah melakukan kegiatan promosi dan penjualan dengan menggunakan internet dan media sosial (medsos),” jelasnya.
Demi mendukung KEK dan K-BTS, ia menegaskan, dirinya sudah mengajukan sejumlah usulan kepada pemerintah pusat. Diantaranya, pengembangan Bandara Abdurachman Saleh Malang, agar menjadi bandara internasional. Selain itu, Pemkab juga menyiapkan lahan seluas 160 hektar di wisata religi Gunung Kawi, Kecamatan Wonosari dan 200 hektar di Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang.
Khusus di Desa Ngadas, terang Rendra, di sana sangat dekat dengan K-BTS, dan desa itu sendiri, letaknya di ketinggian 2.100 meter diatas permukaan laut (mdpl). Sedangkan di Desa Ngadas pertumbuhan ekonomi masyarakat cukup bagus, selain mata pencariannya sebagai petani sayur, warga setempat juga memiliki usaha homestay.
“Karena desa setempat sangat dekat dengan wisata alam Gunung Bromo,” papar dia.
Dan tidak hanya pertumbuhan ekonomi di Desa Ngadas Pesat karena adanya produksi tanaman sayur dan homestay, kata dia, tapi juga pertumbuhan UMKM pu cukup berkembang. Sehingga dengan potensi yang itulah, maka Kabupaten Malang benar-benar sebagai pintu masuk terbaik dan tercepat menuju K-BTS bisa diakses dengan baik dari Bandara Abdurachman Saleh Malang.
Namun, Pemkab Malang tetap berharap dukungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) agar percepatan peningkatan infrastruktur jalan dan akses pariwisata melalui pintu masuk dari Desa Ngadas menuju K-BTS. [cyn]

Tags: