Desa Sawotratap Sidoarjo Semarakkan Peringatan Hardiknas

Anak-anak sekolah di Desa Sawotratap mengikuti lomba cerdas cermat di desa mereka, memperingati Hardiknas tahun 2017. [alikus/bhirawa]

Kab.Sidoarjo, Bhirawa
Desa Sawotratap Kec Gedangan merupakan satu-satunya desa yang punya kepedulian dalam ikut menyemarakkan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei tahun 2017 di Kab Sidoarjo.
Generasi muda desa yang bernaung dalam Karang Taruna (Kartar), Minggu (7/5) kemarin, menggelar lomba cerdas cermat. Tidak hanya diikuti siswa sekolah saja yakni SD dan SMP, tapijuga warga desanya. Yakni para tokoh masyarakat yang berasal dari pengurus RT dan PKK.
”Kegiatan ini positif dalam ikut mencerdaskan pendidikan bangsa, sehingga kami mendukung ide-ide positif dari adik-adik Karang Taruna ini,” kata Kepala Desa Sawotratap, Sanuri, kemarin.
Menurut Sanuri yang juga sebagai Pembina Karang Taruna Desa Sawotratap ini, mencerdaskan pendidikan bangsa tidak hanya bisa diperoleh dari bangku sekolah saja. Tapi lewat sarana lomba cerdas cermat ini, masyarakat akan bisa memperoleh pengetahuan baru.
Untuk peserta dari siswa SD dan SMP, disampaikannya materi pertanyaan memang lebih banyak yang menyangkut pengetahuan yang selama ini mereka dapat dari sekolah.Sedangkan bagi tokoh masyarakat, materi pertanyaan banyak mengarah pada pengetahuan umum, wawasan kebangsaan dan materi soal seluk beluk pemerintahan desa di tempat mereka.
”Ini wujud partisipasi dari kami ikut mencerdaskan pendidikan bangsa di tempat kami, menang kalah tidak masalah, karena ini adalah ajang bagi pembelajaran,” kata Sanuri yang sudah tiga tahun menjabat sebagai Kades Sawotratap itu.
Meski demikian, disampaikannya pihak desa akan memberikan apresiasi bagi tiap peserta lomba cerdas cermat yang menang. Yakni berupa uang saku untuk pembinaan. Ia menyatakan trima kasihnya pada semua peserta, yang peduli dengan acara ini, sehingga acara berjalan lancar dan sukses.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Karang Taruna Desa Sawotratap, Andik Awaludin, mengakui kegiatan yang ia gelar itu baru pertama ini. Ia yang juga seorang guru itu mengatakan, sebetulnya pendidikan tidak hanya tentang mata pelajaran saja. Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan etika atau budi pekerti.
”Karena kalau seseorang pandai saja tapi tidak punya etika dan budi pekerti, bisa bahaya, bahaya bagi dirinya sendiri, keluarga, kolega, bangsa dan negara,” tuturnya.
Karena itu siswa maupun masyarakat umum, menurutnya harus tetap belajar bagaimana berperilaku positif sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Misalnya sopan santun dan saling menghargai.
”Semoga kegiatan ini memberikan sumbangsih bagi pendidikan bangsa, sehingga kegiatan seperti ini akan kita usulkan kembali untuk bisa digelar tahun depan,” katanya.
Sebagai generasi muda yang banyak keinginan, Andik juga ingin di desanya ada sarana tamanbacaan atau perpustakaan desa. Sarana itu menurutnya akan bisa dimanfaatkan oleh semua masyarakat untuk menambah berbagai ilmunya dari buku-buku bacaan yang tersedia nanti. [kus]

Tags: