Desain PJU Jalan Pahlawan Usung Motif Batik

Model tiang PJU di Jalan Pahlawan Kota Mojokerto yang bermotif batik. [kariyadi/bhirawa]

Model tiang PJU di Jalan Pahlawan Kota Mojokerto yang bermotif batik. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Desain tiang lampu PJU (Penerangan Jalan Umum) yang baru terpasang di sepanjang Jalan Pahlawan kota Mojokerto menarik pengguna jalan, Senin (19/12). Dinas Kebersihan dan Pertamanan setempat mengubah desain PJU lebih minimalis dengan motif batik keris.
Ruas jalan tersebut bakal semakin bagus ketika Dinas PU menuntaskan penyelesaian trotoar ramah bagi pejalan kaki yang juga berada di sepanjang jalan tersebut.
Tak pelak, ide Dinas Kebersihan dan Pertamanan ini mendapat apresiasi banyak pihak termasuk kalangan DPRD Kota Mojokerto. “Kami mengapresiasi pemilihan motif yang mengusung kearifan lokal, seni batik ini kan banyak tumbuh di Kota Mojokerto ini,” ungkap anggota DPRD Yunus Suprayitno, Senin (19/12).
Anggota dewan dua periode ini berharap agar nantinya jalan protokol ini menjadi pioner untuk penataan wilayah lainnya. “Batik Kota Mojokerto sangat layak dibanggakan. Dan kini diusung oleh DKP menjadi simbol yang unik. Demikian dengan kerisnya, cita rasa seninya luar biasa,” puji Yunus Suprayitno.
Sejumlah pengguna jalan pun banyak memuji kreasi seni PJU ini. “Bagus sekali pemilihan motifnya,” ujar Ari warga Meri yang melintas di jalan tersebut kemarin.
Kepala DKP Kota Mojokerto Amin Wakhid mengungkapkan pemasangan sebanyak 27 PJU ini untuk menumbuhkan kekhasan kota ini. “Ini adalah kekhasan Kota Mojokerto. Ada filosofinya, seperti motif lima keris sebagai lambang Kerajaan Mojopahit, sekaligus melambangkan rukun Islam,” paparnya.
Ia juga menonjolkan motif batik khas Mojokerto. “Batik kita sudah dipatenkan. Ini menjadi kebanggaan daerah, karena itu kita pasang di tiang lampu. Nantinya, motif Asmaul Husna juga kita pasang juga,” tambahnya.
Motif ini, kata Amin, akan berbeda di setiap kawasan. “Tidak seragam. Kita lihat lokasi, yang seperti ini tentu tidak cocok kalau dipasang di Surodinawan,” ujarnya.
Sebanyak 27 tiang ini mengadopsi lampu sistem smart. Menurut Amin, konsep pintar yang diklaim hemat 40 persen energi dibanding lampu konvensional ini dikendalikan langsung dari kantor DKP. “Konsep smart ini menggunakan bolam LED yang lebih irit. Kalau agak terang lampunya redup, makin gelap makin terang,” katanya.
Dengan ketinggian tiang 12 meter, lampu ini dikatakan lebih awet karena mampu meredam lebih banyak getaran. [kar]

Tags: